• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Minggu, 5 Februari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menghilangkan Sakit Hati Akibat Penolakan

Seperti sebuah takdir yang telah digariskan, semua orang tidak bisa kabur atas suatu penolakan. Kita hanya perlu mengamini apa yang dikatakan Nietzsche. Nietzsche berkata; jadilah kuat bersama penderitaan.

Shafril Hidayat by Shafril Hidayat
1 tahun ago
in Artikel
0
Sumber: Diadona.id

Bagi sebagian orang, penolakan menjadi salah satu pengalaman hidup yang cukup mengerikan.

Kita dipaksa menerima kenyataan hidup yang bahkan, bertentangan dengan rasa yang bergejolak di dalam hati.

Kita tak tahu harus berbuat apa. Tenggelam dalam perasaan atau bangkit melawan keterpurukan.

Satu hal yang pasti adalah, apa pun keputusannya, kitalah yang bakal menjalani proses itu. Sebuah proses yang tak semua orang mampu dan sanggup menerima penolakan itu.

Bagi jiwa yang lemah, penolakan adalah awal dari sebuah rasa sakit dan frustasi yang berkepanjangan.

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Sebuah studi menunjukan, pada saat seseorang mengalami penolakan, ternyata otak memberikan respon yang sama seperti ketika seseorang mengalami luka fisik.

Itulah sebabnya saat di tolak, tubuh kita akan merasakan sakit atau tidak nyaman pada bagian usus dan jantung.

Bahkan, penolakan dapat menjadi lebih menyakitkan ketika kita terus menyalahkan diri sendiri.

Lalu, bagaimana cara mengatasi agar penolakan tersebut tak berujung pada sakit hati yang tak bertepi?

Menurut psikolog Dr.Carmen Harra, menghilangkan sakit hati akibat penolakan dimulai dengan mengakui nilai diri sebagai seorang manusia.Untuk mengubah kesan yang dirasakan atas penolakan, seseorang perlu memupuk rasa percaya diri, yakinlah bahwa diri anda berharga.

Seseorang harus bisa mengatasi luka dalam diri jika mengalami suatu penolakan.

Memang tidak mudah untuk bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Namun bukan berarti tidak mungkin.

Memahami dan mengetahui bagaimana cara untuk bangkit akan membuat seseorang bisa mengatasi rasa kecewa dan sakit hati ketika dirinya mendapat penolakan.

Kita mungkin tak bisa sekuat Ubermansch-nya Nietzsche. Atau sesempurna Insan Kamil-nya Mohammad Iqbal.

Tapi, kita harus tetap menerima kenyataan bahwa kita adalah manusia yang memiliki emosi. Kita hanya perlu memberi waktu untuk merasakan apa yang kita rasakan dengan membiarkan diri menghadapi rasa kecewa sebagai bagian dari penderitaan.

Seperti sebuah takdir yang telah digariskan, semua orang tidak bisa kabur atas suatu penolakan. Kita hanya perlu mengamini apa yang dikatakan Nietzsche. Nietzsche berkata; jadilah kuat bersama penderitaan.

Penulis: Shafril Hidayat

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: artikelPenolakanpenolakan menurut Nietzschesakit hati
Previous Post

Saat Buku yang Kita Beli Tak Lagi Terbaca

Next Post

Terpaksa Nyaman di Bawah Tekanan Demi Cuan

Shafril Hidayat

Shafril Hidayat

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq

Pelantikan DEMA UIN Walisongo, Imam Taufiq Perjelas Tempat Mendewasakan Diri Bagi Mahasiswa

1 Februari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend