• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Kamis, 19 Mei 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menghilangkan Sakit Hati Akibat Penolakan

Seperti sebuah takdir yang telah digariskan, semua orang tidak bisa kabur atas suatu penolakan. Kita hanya perlu mengamini apa yang dikatakan Nietzsche. Nietzsche berkata; jadilah kuat bersama penderitaan.

Shafril Hidayat by Shafril Hidayat
5 bulan ago
in Artikel
0
Sumber: Diadona.id

Bagi sebagian orang, penolakan menjadi salah satu pengalaman hidup yang cukup mengerikan.

Kita dipaksa menerima kenyataan hidup yang bahkan, bertentangan dengan rasa yang bergejolak di dalam hati.

Kita tak tahu harus berbuat apa. Tenggelam dalam perasaan atau bangkit melawan keterpurukan.

Satu hal yang pasti adalah, apa pun keputusannya, kitalah yang bakal menjalani proses itu. Sebuah proses yang tak semua orang mampu dan sanggup menerima penolakan itu.

Bagi jiwa yang lemah, penolakan adalah awal dari sebuah rasa sakit dan frustasi yang berkepanjangan.

Baca juga

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi

Malas Bekerja secara Tim, Mau sampai Kapan?

Terjerat Tali Gembala Media Sosial

Sebuah studi menunjukan, pada saat seseorang mengalami penolakan, ternyata otak memberikan respon yang sama seperti ketika seseorang mengalami luka fisik.

Itulah sebabnya saat di tolak, tubuh kita akan merasakan sakit atau tidak nyaman pada bagian usus dan jantung.

Bahkan, penolakan dapat menjadi lebih menyakitkan ketika kita terus menyalahkan diri sendiri.

Lalu, bagaimana cara mengatasi agar penolakan tersebut tak berujung pada sakit hati yang tak bertepi?

Menurut psikolog Dr.Carmen Harra, menghilangkan sakit hati akibat penolakan dimulai dengan mengakui nilai diri sebagai seorang manusia.Untuk mengubah kesan yang dirasakan atas penolakan, seseorang perlu memupuk rasa percaya diri, yakinlah bahwa diri anda berharga.

Seseorang harus bisa mengatasi luka dalam diri jika mengalami suatu penolakan.

Memang tidak mudah untuk bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Namun bukan berarti tidak mungkin.

Memahami dan mengetahui bagaimana cara untuk bangkit akan membuat seseorang bisa mengatasi rasa kecewa dan sakit hati ketika dirinya mendapat penolakan.

Kita mungkin tak bisa sekuat Ubermansch-nya Nietzsche. Atau sesempurna Insan Kamil-nya Mohammad Iqbal.

Tapi, kita harus tetap menerima kenyataan bahwa kita adalah manusia yang memiliki emosi. Kita hanya perlu memberi waktu untuk merasakan apa yang kita rasakan dengan membiarkan diri menghadapi rasa kecewa sebagai bagian dari penderitaan.

Seperti sebuah takdir yang telah digariskan, semua orang tidak bisa kabur atas suatu penolakan. Kita hanya perlu mengamini apa yang dikatakan Nietzsche. Nietzsche berkata; jadilah kuat bersama penderitaan.

Penulis: Shafril Hidayat

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: artikelPenolakanpenolakan menurut Nietzschesakit hati
Previous Post

Saat Buku yang Kita Beli Tak Lagi Terbaca

Next Post

Terpaksa Nyaman di Bawah Tekanan Demi Cuan

Shafril Hidayat

Shafril Hidayat

Related Posts

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi
Artikel

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi

by Rizki Nur Fadilah
26 April 2022
0

...

Read more

Malas Bekerja secara Tim, Mau sampai Kapan?

28 Maret 2022
Ilustrasi terjerat tali gembala media sosial.

Terjerat Tali Gembala Media Sosial

22 Maret 2022
Ilustrasi pertemanan landak, saling menyakiti meski bermaksud baik.

Terjebak Pertemanan Dilema Landak

11 Maret 2022
Ilustrasi "terserah" (source: energibangsa.id)

Lebih Bijak Menggunakan Kata “Terserah”

8 Maret 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini

Terbaru! Inilah 40 Daftar Prodi dan Status Akreditasi UIN Walisongo 2022

12 Februari 2021

7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

6 Maret 2018
Suasana Mahad Walisongo yang berada di kampus 2 UIN Walisongo  Semaran (Doc. Amanat)

Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

12 Juli 2018

Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

6 Maret 2018
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend