Tantangan kehidupan seorang mahasiswa perantau bukan hanya sebatas tugas-tugas perkuliahan saja. Namun, juga permasalahan keuangan yang seringkali membuat diri terpaksa puasa. Tetapi begitulah sebuah lika-liku kehidupan mahasiswa rantau yang hidup sendiri dan jauh dari orang tua.
Keadaan ini berat apalagi bagi yang baru menjalani hidup jauh dari orang tua dan seringkali banyak yang kesulitan dalam beradaptasi dengan cepat, terutama dalam mengatur keuangan. Untuk membantu kita dalam mengatur keuangan agar tidak kolaps di akhir bulan, tim Amanat.id telah menyusun 5 tips yang harus kamu lakukan:
1. Tahu mana yang harus diprioritaskan
Mengetahui apa yang diprioritaskan adalah hal yang penting. Seringkali mahasiswa tidak tahu perbedaan kebutuhan dan keinginan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengetahui sekala prioritas kita.
Dalam menyusun sekala prioritas, kita dapat memulainya dengan menuliskan apa saja yang akan dibayar atau dibeli selama sebulan mendatang. Setelahnya, kita dapat mulai mengklasifikasikannya dalam dua kelas. Kelas satu berisikan hal-hal yang harus dan wajib dibayar atau dibeli. Contoh, sewa kontrakan dan kebutuhan sehari-hari. Sembari mengklasifikasikannya, kita juga menambahkan detail berapa biaya yang diperlukan. Sehingga kita dapat mengetahui rincian keperluan beserta jumlah uang yang harus disiapkan.
2. Mencatat pengeluaran
Setelah menyusun daftar keperluan kita selama sebulan, jangan lupa juga mencatat pengeluaran. Walau terdengar simpel, tetapi dengan mencatat pengeluaran kita dapat mengetahui ke mana saja uang kita mengalir dan menjadi bahan evaluasi di bulan depan.
Dengan dilakukannya evaluasi di tiap bulan akan membantu kita dalam memetakan uang untuk kebutuhan pada bulan yang akan datang. Dengan adanya pencatatan ini juga dapat membantu kita dalam mengidentifikasi masalah keuangan sedini mungkin. Jika tidak ada catatan keuangan, akan sulit untuk kita mengetahui adanya pengeluaran yang kurang efektif atau mendadak sehingga kemungkinan besar masalah yang sama akan terjadi di bulan depan. Maka untuk mengatasi kekurangan itulah sebagian besar dari kita akan cenderung mencari pinjaman yang sifatnya hanya menyelesaikan masalah dalam jangka pendek.
3. Mulai menabung
Membiasakan diri untuk menabung merupakan hal yang sulit untuk dipraktikkan. Walau sebenarnya, uang yang ditabung tidak harus besar, karena kita dapat menyisihkan 5-10% dari sisa uang bulanan. Dengan menabung kita dapat mengantisipasi kebutuhan darurat dan mendadak. Kita juga dapat mengadopsi metode menabung Reward System. Setiap kali uang tabungan mencapai target yang telah ditetapkan, kita memberikan hadiah untuk diri sendiri. Reward yang diberikan tidak harus hal yang mahal, tetapi sesuatu yang kita sukai sehingga dapat memotivasi diri untuk menabung.
4. Memanfaatkan potongan harga
Banyak potongan harga yang diberikan kepada mahasiswa hanya dengan menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Tidak hanya itu, kerap sekali di beberapa momen banyak supermarket atau toko online yang memberikan potongan besar.
Dengan memanfaatkan potongan harga, kita dapat memberi barang yang dibutuhkan secara murah dan dapat menghemat pengeluaran bulanan serta dapat mengalokasikannya untuk kebutuhan yang lainnya.
5. Mencari pekerjaan sampingan
Mencari pekerjaan sampingan dapat mencukupi kebutuhan selama kuliah. Dengan bekerja kita bisa mendapat uang tambahan tanpa harus meminta dana kiriman dari orang tua. Bekerja paruh waktu juga dapat melatih keterampilan dan menambah pengalaman. Kita dapat mengajarkan kursus, menjaga stand atau freelancer dengan menjadi penulis lepas, konten kreator, drop shipper, dan sebagainya.
Saat telah mendapatkan pekerjaan dan dapat menghasilkan uang, kita tidak boleh terlena hingga melupakan kewajiban untuk berkuliah. Mengatur keuangan memang bukan hal yang mudah dan dapat dilakukan dengan instan, karena dibutuhkan waktu untuk dapat dengan bener-benar memahaminya. Namun, poin pentingnya adalah sikap disiplin dan dapat mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Penulis: Hikam Abdillah
Editor: Rizkyana Maghfiroh