By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Reading: Tedi Kholiludin Harapkan Pendidikan sebagai Infrastruktur Perdamaian
Share
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
  • Blog
  • My Bookmarks
  • Customize Interests
  • Contact
  • Join Us
  • Member Login
  • News Home 2
  • News Home 3
  • Home News
  • News Home 4
  • News Home 5
Have an existing account? Sign In
Follow US
tedi kholiludin, elsa, hmj pai uin walisongo, gusdurian uin walisongo, toleransi beragama, uin walisongo
Tedi Kholiludin sedang memaparkan materi dalam Seminar Terbuka oleh HMJ PAI di Gedung Teater SOSHUM Kampus 3 UIN Walisongo, Rabu (27/5/2025). (Amanat/Makrufiyah).
Warta

Tedi Kholiludin Harapkan Pendidikan sebagai Infrastruktur Perdamaian

Last updated: 27 Mei 2025 9:41 pm
Redaksi SKM Amanat
Published: 27 Mei 2025
Share
SHARE
tedi kholiludin, elsa, hmj pai uin walisongo, gusdurian uin walisongo, toleransi beragama, uin walisongo
Tedi Kholiludin sedang memaparkan materi dalam Seminar Terbuka oleh HMJ PAI di Gedung Teater SOSHUM Kampus 3 UIN Walisongo, Rabu (27/5/2025). (Amanat/Makrufiyah).

Amanat.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo gelar Seminar Terbuka di Ruang Teater Gedung Sosial Humaniora (SOSHUM) Kampus 3, Selasa (27/5/2025).

Seminar yang mengangkat tema “Menyikapi Intoleransi Beragama: Refleksi Tantangan dan Solusi bagi Sistem Pedidikan” digelar dengan berkolaborasi bersama Komunitas Gusdurian dan menghadirkan Direktur Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA), Tedi Kholiludin sebagai pembicara.

Tedi menjelaskan toleransi menurut Reiner Forst itu berkembang dengan empat model, diantaranya Permission, Coexistence, Respect, dan Esteen Model.

“Tidak hanya satu makna. Dia bisa berkembang menjadi empat hieraki yang disebut dengan Permission atau perizinan, Coexistence atau berdampingan secara damai, Respect atau menghormati, dan Esteen Model yang merupakan level tertinggi yaitu menghargai perbedaan,” paparnya.

Tedi mengatakan level tertinggi dari manusia adalah mempunyai sikap toleran.

“Orang yang berada di level tertinggi adalah orang yang mempunyai sikap toleran dan tidak melihat perbedaan sebagai ancaman, melainkan sebagai aset,” jelasnya.

Ia menegaskan memiliki sudut pandang terhadap perbedaan akan sangat menentukan sebarapa toleran seseorang.

“Sudut pandang seseorang terhadap perbedaan akan menentukan seberapa toleran seseorang tersebut,” tuturnya.

Tedi mengusulkan pendidikan seharusnya digunakan sebagai infrastruktur perdamaian.

“Saya mengusulkan hal yang sedikit pragmatif, yaitu menggunakan instrumen pendidikan sebagai infrastruktur perdamaian dan toleransi,” usulnya.

Ia menjelaskan jika pendidikan adalah infrastruktur, maka suprastrukturnya adalah ide, norma, dan regulasi.

“Jika pendidikan dijadikan sebagai elemen infrastruktur, maka elemen suprastrukturnya dalam pendidikan adalah ide, nilai, norma, dan regulasi sebagai acuan pendidikan sebagai elemen perdamaian,” katanya.

Value best, lanjutnya, dapat digunakan sebagai landasan dalam membangun perdamaian dan toleransi pada pendidikan.

“Untuk membangun perdamaian dalam pendidikan, maka harus dibangun berlandaskan value best, yaitu penghargaan praktek kebaikan, dan semangat restoratif sebagai panduan moral,” lanjutnya.

Ia berharap lingkungan akademik menjadi tempat untuk menjaga, membangun, dan menciptakan perdamaian.

“Saya berharap kemampuan lingkungan akademik dapat menjaga, membangun, dan menciptakan perdamaian secara terstruktur dengan infrastruktur dan suprastruktur yang memadai,” tutupnya.

Reporter : Makrufiyah
Editor: Azkiya S.A.

Raih Wisudawan Terbaik FUHUM, Fatimah Zulfa Tsani Lulus dengan Artikel Jurnal SINTA 2
SEMA FDK Gelar Diskusi Terbuka Ajak Mahasiswa Melek Politik
Nguri-uri Budaya Jawa, KKN Desa Jubelan Adakan Lomba Bahasa Jawa Bertema Maulid Nabi
Mahasiswa dan Penyewa Oultet Keluhkan Banyaknya Fasilitas Rusak di Kantin Kampus 3
KPM Nilai Minimnya Pendidikan Politik Picu Banyaknya Calon Tunggal di Pemilwa 2024
TAGGED:elsagusdurian uin walisongohmj pai uin walisongotedi kholiludintoleransi beragamauin walisongo
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
Akademik

Imam Taufiq Lantik Tiga Wakil Rektor Baru UIN Walisongo

Mohammad Hasib
13 Agustus 2019
Wisudawan Terbaik FISIP Ubah Cacian Jadi Motivasi
UM-PTKIN 2022 Resmi Dibuka, UIN Walisongo Sediakan 1.959 Kuota
Kuota Wisuda Lebihi 600 Kursi, Begini Penjelasan Bagian Akademik dan Kemahasiswaan
Berkunjung ke UIN, Ketua MPR Ajak Generasi Muda mengenal Pancasila
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics

Categories

  • Varia Kampus
  • UIN Walisongo
  • Artikel
  • Sosok
  • Akademik
  • Puisi
  • Regional
  • Nasional
  • Wisuda
  • Sastra

About US

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?