Amanat.id- Sekretaris Rumah Moderasi Beragama (RMB) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Luthfi Rahman mengajak mahasiswa di era milenial untuk semangat dalam mengkampanyekan konsep moderasi beragama terutama di Indonesia.
“Sosok mahasiswa yang hadir sebagai generasi millenial ini, sangat diharapkan untuk membantu mengkampanyekan semangat dalam moderasi beragama. Agar memiliki sikap tengah, tidak ekstrim kanan maupun kiri,” ungkapnya.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi salah satu pembicara dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Regular Dari Rumah (KKN RDR) 75 UIN Walisongo Semarang dengan tema Meneropong Konsep Moderasi Beragama; Yaman dan Indonesia. Rabu (11/11/2020).
Lutfi berpandangan jika generasi milenial masih rentan dan mudah terbawa paham–paham ekstrimisme. Untuk mengantisipasi hal itu, Lutfi berharap dengan kemudahan akses media sosial yang ada, dapat membuat mahasiswa sebagai agent of change menyuarakan konsep moderasi beragama.
“Dengan cara membuat dan ikut membranding konten–konten yang berkaitan dengan konsep moderasi beragama harapanya mahasiswa sebagai agent of change bisa ikut berpartisipasi dalam hal tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, Katib Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yaman, M. Abdurro’uf mengajak untuk menerapkan sikap pasrah dan ngalah dalam menjalani hidup dengan konsep moderasi beragama.
Abdurr’ouf mengatakan salah satu nilai postif dari sikap ngalah tidak akan memunculkan pertikaian dan tidak menimbulkan kerugian pada diri. Maka dari itu, lanjut Ro’uf, dengan memunculkan sikap ngalah, apa pun masalahnya bisa diterima dengan hati.
“Sikap Ngalah sendiri memiliki urgensi dan nilai postif yang sangat besar. Hadirnya sikap ngalah menjadikan seseorang menjadi legowo dan menjadi jalan tengah agar tidak memunculkan pertikaian,” ungkapnya.
Alumni Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus itu juga menambahkan sikap pasrah sebagai pelengkap dari sikap ngalah dalam menjalankan konsep moderasi beragama. Pasrah, menurut Abdurro’uf memiliki arti berjalan mengikuti alur yang ada sesuai dengan petunjuk Tuhan Yang Maha Esa.
“Pasrah menjadi sikap pelengkap dari pada ngalah. Dengan menanamkan sikap tersebut dalam moderasi bergama, kita yakini bahwa semua yang ada di dunia ini sudah di skenario-Nya,” pungkasnya.
Reporter: Tri Beby Sari