Selalu kulantunkan harapan
Tapi ia tak pernah setuju
Kuungkap segala resah
Tak ubahnya ia menggeleng
Padahal, sekelilingnya telah mati
lagi, Ia bersikukuh atas sikapnya
Menggeleng, menggeleng, menggeleng
Di lain hari kutampakkan keluhku
Kubasahi wajahku
Dan ia tak berubah
Begitu sampai aku lelah
Tubuhku mulai meradang
Segala caci kuucap
Semua geramku meluap
Tetap saja,
Ia tidak pernah tergoyahkan
Menggeleng, menggeleng, menggeleng
Hingga sinar itu hadir menerpa wajah
Mengembalikan puing-puing akal
Ternyata aku tak tahu menerima
Bahwa yang sebenarnya mati adalah aku
Di suatu Juni, 2024
Azkiya Salsa Afiana (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)