• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Minggu, 5 Februari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

[Resensi Film] Teori Relativitas Waktu Albert Einstein dalam Panggung Film

Interstellar menggambarkan teori-teori tentang konsep relativitas yang dipadukan dengan cerita yang menguras emosi maupun pikiran bagi penonton.

Imamul Muqorrobin by Imamul Muqorrobin
12 bulan ago
in Sinema
0
Poster film Interstellar (2014). (www.movieklub.com)

INTERSTELLAR adalah salah satu film terbaik garapan Christoper Nolan. Film yang tayang pada 2014 itu berhasil meraih beberapa penghargaan bergengsi, salah satunya adalah Piala Oscar (2015) kategori visual efek terbaik.

Film ini mencoba memberi ruang bagi para penonton untuk berpikir dari segi science. Selian itu, Interstellar juga sebagai rujukan fisika yang kemudian dituliskan dalam sebuah buku fisika modern berjudul The Science of Interstellar yang ditulis oleh Kip Thorne dan dipelajari di beberapa perguruan tinggi di Amerika maupun luar Amerika.

Awal film dibuka dengan kehidupan keluarga kecil yang hidup di belantara ladang jagung. Mereka tinggal di sebuah pondok kecil, kumuh, lingkungan mereka pun sama buruknya dengan penuh debu. Kehidupan keluarga kecil ini terlihat lesu, Cooper seorang mantan astronot yang sudah menduda dengan kesibukan mengurus ladang, Donald (ayah mertua Cooper) pemabuk berat, Murph (anak Cooper) selalu merasa dikejar-kejar hantu, sementara Tom (adik ipar laki-laki Cooper) yang ingin mandiri selalu terkekang aturan keluarga.

Cooper digambarkan sebagai penderita imsomnia yang diganggu oleh mimpi-mimpi buruk tentang misi penerbangan masa lalu yang nyaris merenggut nyawa. Sementara itu, lingkungan keluarga kecil ini tinggal juga dihantui mimpi buruk, wabah penyakit, hama jagung yang ganas, dan badai debu yang berdampak buruk bagi paru-paru.

Manusia perlu mencari planet baru untuk kelangsungan hidup generasi mendatang. Ambisi memecahkan misteri kehidupan di gugus galaksi bintang, NASA berdiskusi dan menentukan keputusan untuk memberangkatkan manusia menuju perjalanan antar bintang.

Baca juga

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Miracle in Cell no. 7: Potret Kedzaliman Penguasa

Derita ABK di Balik Nikmatnya Seafood yang Kita Santap

Cooper, astronot yang jenius sekaligus ambisius dipercaya NASA membawa misi penerbangan luar angkasa, bersama tim dari NASA mereka memikul banyak tugas disertai prosedur tertentu bila harus menghadapi situasi sulit serta tingkat probabilitas kesuksesan misi ini juga sedikit, dalam artian misi penerbangan bisa sukses dan bisa gagal.

Sebelum berangkat Cooper memberikan tanda mata berupa jam kuno bermerk Hamilton kepada putrinya, Murph, sebagai kenang-kenangan jika nanti berjumpa kembali di bumi dengan persepsi waktu dan umur yang berbeda.

Dalam menjalankan misi mulia itu, nyawa Cooper sempat terancam oleh sesama manusia, yakni ketika Cooper datang ke planet Dr. Miller. Cooper membangunkan Dr. Miller dari hibernasi. Namun, Dr. Miller justru ingin merebut pesawat milik Cooper dengan cara membunuh yang pada akhirnya menewaskan Dr. Miller.

Perjalanan dramatis Cooper dan kawan-kawan dimulai hingga sampai pada titik akhir. Cerita film ditutup dengan Cooper dan kawan-kawannya terseret ke dalam lubang hitam dan tiba-tiba terbangun dalam ruang 5 dimensi.

Dalam industri film banyak penulis skenario yang memiliki imajinasi dan kreativitas super tinggi. Namun, sedikit yang mampu mengemasnya menjadi sebuah cerita epik sebaik Christopher Nolan. Ia mampu menulis cerita sederhana untuk film dengan menyematkan materi-materi berat science yang sulit dipahami orang awam.

Selain itu, Nolan berhasil membuat penonton merenungkan pesan tentang kemanusiaan yang hendak disampaikan. Manusia kadang bisa sangat mulia, melakukan suatu misi demi keberlansungan hidup spesiesnya, tetapi di satu sisi sangat jahat karena tidak segan untuk membunuh individu atau populasi manusia tertentu.

Sifat jahat manusia muncul ketika naluri bertahan hidupnya terancam. Kemampuan manusia yang tertinggi selain bertahan hidup juga adalah mencintai. Rasa cinta yang belum bisa dihitung secara ilmiah, tetapi bisa dipastikan bahwa ada. Nolan juga mengeksplor perasaan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu hidup tanpa manusia lain yang dikemas dalam pertunjukan film dengan materi science.

Presentasi Teori Rrelativitas Waktu Albert Einstein

Pada dasarnya Interstellar menggambarkan teori-teori tentang konsep relativitas yang dipadukan dengan cerita yang menguras emosi maupun pikiran bagi penonton. Namun, sayang, padatnya cerita yang dibubuhi materi seperti itu justru memberatkan penonton tanpa memutar ulang film tersebut.

Alur cerita dengan scene-scene pendek cukup menyulitkan untuk memahami konsep-konsep fisika. Berlandaskan teori relativitas waktu yang dikemukakan oleh Albert Einstein, dalam Interstellar digambarkan dalam beberapa scene saja. Dalam scene ini Cooper bersama rekan timnya pergi ke suatu planet yang dekat dengan “black hole”. Dalam planet ini jika manusia menetap selama satu jam di planet tersebut sama dengan 7 tahun di bumi.

Itu artinya, wahana kehidupan di gugusan bintang punya konsep waktu berbeda dengan bumi. Einstein beranggapan bahwa “Waktu adalah relatif tergantung pada kecepatan pengamat. Pengamat yang diam di bumi akan merasa waktu berjalan dengan normal. Namun, jika pengamat lain yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya akan merasa waktu berjalan lebih lambat, inilah yang disebut dengan dilatasi waktu.”

Kesuksesan film yang digaungkan juga tak luput dari kritikan seorang scientis astrofisika, Neil deGrasse Tyson, ia menyebut Interstellar tidak selaras dengan pemahamanya sebagai seorang astro-fisikawan.

“Dalam Interstellar mereka menjelajahi sebuah planet dekat Lubang Hitam. Secara pribadi, saya akan tetap menyingkir sejauh mungkin dari Lubang Hitam sebisa saya,” kata Tyson.

Dalam kasus serupa, Interstellar juga sempat menjadi bahan perdebatan panjang para scientis pada awal tahun 2015 silam. Namun, dari banyaknya penghargaan yang diperoleh dan dijadikan rujukan akademis di berbagai universitas cukup membuktikan bahwa Insterstellar pada akhirnya berhasil diterima dalam dunia industri film dan sumbangsih pengetahuan.

 


Judul Film: Interstellar
Sutradara dan Skenario: Christopher Nolan
Pemeran: Matthew McConaughey, Anne Hathaway, Jessica Chastain, Michael Caine
Produksi: Legendary Pictures
Rilis: 6 November 2014
Durasi: 169 menit

Resentator: Imamul M.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: film interstellarresensi filmresensi film baratresensi film interstellar
Previous Post

Lima Keuntungan yang Bisa Didapat dari Kebiasaan Menulis

Next Post

Pentingnya Memosisikan Teknologi dan Agama Menurut Gus Candra

Imamul Muqorrobin

Imamul Muqorrobin

Related Posts

ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua
Sinema

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

by Redaksi SKM Amanat
1 Desember 2022
0

...

Read more
miracle in cell no. 7

Miracle in Cell no. 7: Potret Kedzaliman Penguasa

6 Oktober 2022
Before You Eat

Derita ABK di Balik Nikmatnya Seafood yang Kita Santap

10 Agustus 2022
(Sumber gambar: Pixabay)

Bukan Sekadar Komentar, Mengkritik Film itu Harus Bijak

23 Juni 2022
Poster film Cinderella (2021). (Tvinsider.com)

[Resensi Film] Ketika Impian Terhalang Batasan Sosial

2 Juni 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq

Pelantikan DEMA UIN Walisongo, Imam Taufiq Perjelas Tempat Mendewasakan Diri Bagi Mahasiswa

1 Februari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Pelantikan DEMA UIN Walisongo

Studium General DEMA UIN Walisongo, Aziz Hakim Bahas Implementasi Mahasiswa Aktivis

1 Februari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend