Amanat.id- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Mimbar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Pentas Produksi ke 11 dengan judul “Nyonya-Nyonya” yang bertempat di Auditorium I Kampus 1, Selasa (20/8/2024).
Sutradara Pentas Produksi Teater Mimbar, Muhammad Azza Mahmiyyah mengatakan bahwa proses persiapan untuk teater membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan.
“Prosesnya itu dari bulan Mei sampai bulan Agustus ini,” tuturnya.
Dirinya mengatakan bahwa dalam proses latihan, hal terpenting adalah disiplin, manejemen waktu, dan mengasah pola pikir.
“Yang penting bagi saya itu prosesnya dimana orang-orang dapat mendisiplinkan diri, membagi waktu, dan mengasah pola pikir,” ucapnya.
Selama persiapan pentas, sambung Azza, kurangnya energi para aktor menjadi kendala.
“Untuk kendala itu mungkin energi ya. Karena latihan dari jam dua siang sampai jam sebelas malam,” tambahnya.
Pemeran Utama dalam Pentas Produksi “Nyonya-Nyonya“, Sauma Wulandari mengatakan bahwa yang sulit dari karakter “Nyonya” ialah logat minang yang harus dituturkannya selama pementasan.
“Sulit untuk mendalami karakter dari tokoh yang diperankan dimana Nyonya ini merupakan orang Minang dan harus menggunakan logat Minang dalam pementasan,” katanya.
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa “Nyonya” merupakan karakter wanita yang menjaga adat.
“Karakter Nyonya ini sebagai wanita yang menjaga adat. Nyonya juga perempuan yang dianggap materialistik,” ucapnya.
Salah satu penonton, Catelia Rifqi mengatakan bahwa dalam membawakan perannya, beberapa aktor masih terbawa logat Jawa.
“Sejauh ini keren, sih, walaupun ada beberapa logat masih ada yang terbawa medok,” katanya.
Reporter: Ulya Chusnul Chofifah
Editor: Eka R.