Amanat.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar Seminar Nasional bertajuk “Implementasi dan Tantangan Penafsiran Al-Qur’an Terhadap Peran Perempuan” di Auditorium I Kampus 1, Senin (9/10/2023).
Acara tersebut turut menghadirkan Pendiri dan Pembina Fahmina Institute, Husein Muhammad sebagai salah satu narasumber.
Husein mengatakan, banyak orang yang menganggap ayat Al-Qur’an kontradiksi terhadap isu perempuan.
“Banyak orang yang menganggap Al-Qur’an itu penuh kontradiksi, terutama soal isu perempuan,” tuturnya.
Ia menyebut ada 2 ayat yang dianggap misoginis.
“Ada dua ayat yang mendukung dan melegitimasi kekuasaan laki-laki dan subordinasi perempuan. An-Nisa: 34 tentang laki-laki sebagai pemimpin dan Al-Ahzab: 33, perempuan tidak boleh menunjukkan kecantikannya di luar rumah,” paparnya.
Menanggapi stigma tersebut, Husein menjelaskan bahwa mayoritas orang hanya memahami sebatas teks.
“Imam Al-Ghozali mengatakan, penafsiran teks keliru bahwa orang mengira kalau Al-Qur’an hanya dapat dipahami secara tekstualisme,” jelasnya.
Ia mengatakan, ada 4 lapisan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
“Apa, mengapa, untuk apa, dan bagaimana adalah empat lapisan untuk menafsirkan Al-Qur’an,” tuturnya.
Selanjutnya, ia berpesan supaya orang memahami esensi terlebih dahulu saat menafsirkan Al-Qur’an.
“Memahami teks Al-Qur’an tidak cukup dengan membaca teksnya, tetapi harus mencari logika atau makna dari teks tersebut,” pungkasnya.
Reporter: Aissya Salsa
Editor: Revina