• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Minggu, 20 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Paradoks Nikah muda; Rencana atau Bencana?

by Agus Salim I
6 tahun ago
in Opini
0
ilustrasi menikah muda (Sumber foto: www.kisahhikmah.om).

“Menikahlah sekarang nak, apa lagi yang kamu tunggu?”

Barangkali itulah kalimat yang sering keluar dari sejumlah mulut orang tua. Keterlambatan menikahkan anak (wanita) dipandang sebagian orang dapat menjatuhkan status atau membawa aib bagi orang tua dan keluarga.

Sebenarnya, ihwal pernikahan bukanlah tentang sebuah tradisi yang harus ditepati. Pernikahan adalah sebuah simbol kemenangan manusia setelah menjalani panjangnya kehidupan membujang. Selain itu, tentu akan menjadi momen sakral dimana kedua mempelai dipersatukan dalam sebuah janji suci.

Hari ini, makna pernikahan telah meracuni sebagian kaum muda Indonesia. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang memberi mahar dalam konsep nikah muda. Memang, di kalangan muda hal semacam ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Salah satu pemicunya adalah banyaknya usia muda yang telah menjalin ikatan pernikahan dan memamerkan kebahagiaan rumah tangga yang mereka jalani.

Selain kebahagiaan, anggapan bahwa nikah muda itu akan membuat hubungan lebih romantis pun semakin kentara.

Baca juga

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

Euforia itu tercermin dari banyaknya kalangan muda yang mengalami fenomena nikah muda. Tahun 2017 lalu, sebanyak 60,13 persen pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia menjadi bagian dari gerakan nikah muda.

Tentu ini menjadi magnet tersendiri di kalangan muda, apalagi dengan dogma yang sedemikian rupa membuat mereka dengan mudah terjebak pernikahan muda tanpa mengetahui realita yang ada. Hal inilah yang membuat sejumlah pasangan memberanikan diri untuk berumah tangga lebih dini. (Tirto.id, 2/3/19).

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia sendiri telah mengategorikan pernikahan pemuda di Indonesia dalam empat rentang usia, yakni usia 15 tahun ke bawah, usia 16-18 tahun, usia 19-24 tahun dan usia 25-30 tahun. Dengan pembagian ini, pernikahan usia muda masuk pada rentang usia 19-24 tahun. Sesuai dengan UU Kepemudaan, usia yang masuk kategori pemuda dibatasi hingga usia 30 tahun. Total pemuda Indonesia mencapai 63,82 juta, dari jumlah itu yang sudah menikah baru 25,7 juta.

Namun, tidak semua anak dengan gamblang menyetujui rancangan nikah muda. Alasan pendidikan dan karir menjadi hal yang paling disuarakan dalam menentang kehendak orang tua. Di sisi lain, fenomena nikah muda menjadi sebuah bencana bagi pasangan yang gagal memahami arti saling mencintai. Usia muda yang seharusnya menjadi ladang waktu untuk berkarya justru menjadi sebuah ruang perampasan kebebasan manusia. Tak hanya itu, cita-cita agung yang sudah direncanakan pun seringkali terkubur megah dalam piramida rumah tangga.

Bahkan, usia pernikahan yang masih tergolong muda tersebut harus berakhir tragis di meja pengadilan. Tak ayal, budaya perceraian pun menjadi sesuatu yang lumrah dibalik mahligai cinta satu atap.

Riset yang dilakukan oleh Nicholas Wolfinger, seorang profesor studi keluarga konsumsi dan sosiologi di Universitas Utah, Amerika Serikat tahun 2017 lalu menemukan sekitar 415.848 perkara perceraian sebagai akibat dari menjamurnya populasi nikah muda.

Generasi muda bangsa pun seakan terjebak pada romantisme masa lalu, dimana nikah muda menjadi sebuah pilihan membanggakan orangtua. Di satu sisi, keotoriteran orangtua turut merenggut kebebasan individu dalam menjalani kehidupan.

Emosionalitas laki-laki dan perempuan

Masa muda memang menjadi masa pencarian jati diri seorang manusia. Terkadang, sikap tergesa-gesa sering dilakukan demi tercapainya sebuah tujuan. Hal itu, tentu akan menimbulkan berbagai insiden yang tidak sesuai keinginan. Sebuah pertimbangan matang pun menjadi syarat yang harus dibutuhkan.

Impian membangun sebuah pernikahan seringkali terbersit dalam pikiran mereka. Anggapan pernikahan adalah sebuah pelampiasan dan pemenuhan kebutuhan biologis menjadi alasan timbulnya ide melangsungkan pernikahan. Bahkan, terkadang imajinasi liar pun turut memboncengi pikiran mereka.

Pernikahan yang dilakukan atas dasar emosional, akan menjadikan pernikahan itu dilangsungkan bukan atas dasar mensegerakan menikah, tetapi tergesa-gesa untuk menikah.
Tentu, ini akan menimbulkan beban psikologis setelah berlangsungnya pernikahan. Imajinasi-imajinasi liar yang dulu kerap menghiasi pikiran seakan sirna ditelan kerasnya kehidupan pasca pernikahan.

Penulis: Agus Salim I

  • 2SHARE
  • 0
  • 2
  • 0
  • 0
Tags: artikel nikah mudanikah muda
Previous Post

Gejolak Cinta Burisrawa dan Kesetiaan Sumbadra

Next Post

Catat Tanggalnya, Berikut Jadwal Wisuda UIN Walisongo Tahun 2020

Agus Salim I

Bukan penulis mapan

Related Posts

giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob
Opini

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

by Redaksi SKM Amanat
7 Juli 2025
0

...

Read moreDetails
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025
Student Loan, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Pendidikan Mahasiswa, Biaya Kuliah Mahasiswa, KMI

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

29 April 2025
hari raya, kesenjangan sosial, fenomena kesenjangan sosial, momen hari raya, ketimpangan sosial

Luka di Balik Hari Raya

1 April 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

29 Juni 2025
Hari Anti Penyiksaan Internasional, Keluarga Gamma, Kasus Darso, Korban Penyiksaan, Oknum Polisi

Peringati Hari Anti Penyiksaan Internasional, Keluarga Gamma dan Darso Harap Dapat Keadilan

4 Juli 2025
UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN MIT, Mahasiswa KKN, KKN

UIN Walisongo Terjunkan 2.100 Mahasiswa KKN MIT ke-20 di 140 Kelurahan Kabupaten Semarang

16 Juli 2025
SEMA UIN Walisongo, DPRD Kota Semarang, Audiensi DPRD, Kota Semarang, Suharsono

SEMA UIN Walisongo Adakan Audiensi ke DPRD Kota Semarang, Bahas Kemiskinan hingga Hukum

6 Juli 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend