I
Sebuah nama yang tertanam dalam dada. Kupagari rapat-rapat.Hingga diintippun tak bisa. Bahkan aromanya tak bisa tercium.
Tak jarang nama itu layu, saat kau tersenyum kepada yang lain. Ini bukan masalah hama atau gulma namun media. Dada terlalu sesak ketika berpura-pura.
II
Sebuah nama yang tumbuh mengakar. Berdaunkan rindu jua dendam. Semasa usia bertambah kupupuk kecurigaan jua kecemburan. Hey? Namamu ku tanam namun kau jelaga yang bangun sore tadi. Tak sadar namamu, telah kuambil?
III
Aku ini petani haram yang menggosop benih namamu. Hanya Imaji untuk kata, “panen”. Namamu tak dapat berbuah!
Naili Ikalista
Lahir di Demak, 12 Juli 1998.
Aktif di Kampung Sastra Soeket Teki dan SKM Amanat UIN Walisongo.