Berpikir jika masalah yang datang pada diri karena suatu keadaan, kenyataannya diri sendiri juga salah satu akar masalahnya.
Masalah terkadang menjadi sesuatu hal yang menakutkan untuk setiap orang. Karena, ketika dalam pikiran sendiri terdapar sesuatu yang berlebihan dan belum tahu kepastiannya, akan timbul berbagai pikiran negatif sehingga dapat memicu overthinking.
Namun, apakah rasa overthingking pada diri kita dapat membawa ke arah yang salah? Sering kali kita bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang salah dengan diri kita? Kapan kita bisa merasakan bahagia? bagaimana kita di masa depan? Apakah kita bisa sukses di masa depan? Terkadang berbagai pertanyaan muncul membebani kita. Padahal kita belum tahu akan keadaan yang sebenarnya.
Menurut Amy Morin, overthinking merupakan kecenderungan dalam memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk dan menghawatirkan hal-hal yang tidak pernah terjadi. Dimana overthinking terjadi karena adanya pola berpikir negatif, pikiran yang berlebihan, sehingga berdampak pada kecemasan.
Menurut Nida UI Hasanat, Psikologi UGM menyatakan jika pikiran kita didominasi rasa overthinking, lama-kelamaan akan mengakibatkan distorsi, di mana kita memaksakan diri untuk mengikuti pola pikir tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Hal ini, terjadi karena tidak dapat membedakan antara mana yang fana dan mana yang realistis.
Keadaan seseorang yang mengalami distorsi sering kali memberikan persepsi sendiri. Seolah-olah kita tahu jalan pikir orang lain. Terkadang juga kita mudah untuk menyimpulkan sendiri tanpa tahu kejelasannya. Sehingga, kita sendirilah yang membawa diri ke lubang yang kita gali.
Perlu diketahui jika rasa overthinking yang berlebihan dapat mengalami Catastrophizing, yakni membayangkan alur terburuk yang mungkin terjadi dan justru semakin memperparah keraguan kita.
Kecendrungan Catastrophizing
Menurut Sullivan (2009), Catastrohizing kondisi di mana seseorang membesar-besarkan masalah yang lebih mengarah ke negatif. Konsep ini sama halnya dengan distorsi kognitif karena tekanan overthinking yang berlebihan dalam diri kita. Sering kali juga kita membuat skenario yang berlebihan di kepala.
Adanya tekanan untuk tampil sempurna di hadapan orang lain menjadikan kita menginginkan sesuatu yang lebih dari kemampuan yang kita miliki. Hal inilah yang justru menjadikan adanya masalah pada diri sendiri. Karena keinginan seseorang terhadap sesuatu dibatas keinginan yang mungkin sulit untuk dicapai
Tampil sempurna tidak harus menjadi orang lain atau melebihi orang lain. Akan tetapi, bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara kemampuan dengan keinginan. Ketika kita memilih untuk mencapai sesuatu yang melebihi kapasitas kemampuan. Pada akhirnya, kita terbawa arus pada pilihan yang salah.
Sering kali berada dalam situasi yang tidak mendasar, kita akan lebih memilih menghindar dari peristiwa yang dapat berujung pada hal negatif. Sehingga, kita berhenti melakukan aktivitas dalam peristiwa tersebut untuk membatasi diri. Sedangkan ketika apa yang kita pikirkan menjadi kenyataan, sering kali kita merasa tidak berdaya atau putus asa.
Tanpa kita sadari, Catastrophizing acap kali membuat kita akhirnya membuang cukup banyak waktu tanpa membuahkan hasil. Kebiasaan dalam berpikir yang berlebihan dapat menghambat kita dalam produktivitas. Oleh karenanya, perlu bagi kita mengerti akan diri sendiri untuk mengetahui hal-hal yang dapat kita kontrol.
Penulis: Iklimatul Faridah
Editor: Kiki Yuli R