• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Selasa, 17 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Utopia Harapan

Harapan yang dalam bahasa arab disebut sebagai roja’ memang baik ketika dilakukan sesuai porsi

Agung Prastio by Agung Prastio
2 tahun ago
in Esai
0

Baca juga

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Gerakan New Left dan Perseteruannya dengan John Lennon

Raih Keseimbangan dengan Ekonomi Hijau

Utopia Harapan
Ilustrasi Utopia Harapan (Pixabay).

Ketika dihadapkan pada sebuah pekerjaan, orang-orang seringkali menaruh harapan besar pada sebuah hasil. Namun, seringkali pula apa yang diharapkan tak selalu linier dengan yang direncanakan. Efeknya, orang-orang mengalami stres berkepanjangan bahkan depresi yang sulit disembuhkan.

Kita sepakat bahwa manusia adalah makhluk yang penuh pengharapan. Hidup tanpa harapan adalah sebuah kesalahan. Dengan harapan, apa yang menjadi angan-angan akan mudah tercapai.
Kita juga sepakat jika harapan adalah kondisi utopis yang terus dipelihara. Dari harapan, orang-orang akan terus menggantungkan cita-cita di balik setiap keinginan.

Dalam islam, kita memang diperbolehkan untuk berharap (roja’). Syaikh Utsaimin berkata: “Roja’ adalah keinginan seorang insan untuk mendapatkan sesuatu baik dalam jangka dekat maupun jangka panjang yang diposisikan seperti sesuatu yang bisa digapai dalam jangka pendek”. Bahkan, Ibnu Taimiyah mengatakan: “Ketahuilah sesungguhnya penggerak hati menuju Allah ‘azza wa jalla ada tiga: Mahabbah (cinta), Khauf (takut) dan Rajaa’ (harapan).

Harapan yang dalam bahasa arab disebut sebagai roja’ memang baik ketika dilakukan sesuai porsi. Artinya, antara usaha dan pengharapan yang dilakukan manusia bersifat seimbang. Mereka tidak terlalu bergantung pada harapan yang membuat usaha menjadi berkurang.

Harapan yang dikelola secara baik bisa menghindarkan manusia dari sumber kekecewaan dan mencegah manusia bersikap berlebihan. Seperti kata pengarang asal Amerika dalam bukunya,
“Jalan yang dibuat di atas dasar harapan akan lebih menyenangkan dibandingkan jalan yang dibuat atas dasar keputusasaan, meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama.”

Namun, apa yang terjadi jika kemudian manusia selalu bergantung pada harapan? Sesuatu yang bahkan belum tentu terjadi?

Friedrich Wilhelm Nietzsche, seorang filsuf kelahiran Jerman menentang keras harapan. Bagi Nietzsche harapan hanya akan membuat manusia menjadi makhluk paling lemah. Padahal, manusia menurut Nietzsche haruslah menjadi makhluk paling kuat, yang kemudian mendasari lahirnya pemikiran Nietzsche tentang Ubermensch. Manusia yang bahkan berani menanggung penderitaan dan tetap berkata “Ya” menerima dunia tanpa melarikan diri dari takdir.

Utopisnya makna harapan ini bahkan disebut Nietzsche dalam sabda Zarathustra sebagai bentuk penderitaan manusia berasal dari harapan.

Barangkali, apa yang dikatakan Nietzsche ada benarnya. Secara tidak langsung, harapan memengaruhi kerancuan alam pikiran sadar kita. Harapan justru akan membuat candu bagi manusia. Mereka terlalu percaya akan hal baik sesuai ekspetasi harapannya, sehingga melemahkan dorongan untuk berusaha melakukan sesuatu dalam mewujudkan secara penuh harapan tersebut.

Penulis buku “The Anatomy of Hope”, Jerome Groopman, mengatakan harapan yang keliru dapat menuntun kita ke arah pilihan-pilihan yang berlebihan dan pengambilan keputusan yang keliru pula.

Penulis: Agung Prastio

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: harapanharapan manusiamanusia dan harapanutopia
Previous Post

Acara Public Hearing DEMA UIN Walisongo, Upaya Tingkatkan Kinerja Ormawa

Next Post

Ikuti Ajakan Teman, Anisa Zulfa Dapatkan Kulkas saat Jalan Sehat UIN Walisongo

Agung Prastio

Agung Prastio

Related Posts

Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu
Esai

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

by Ahmad Kholilurrokhman
8 Juni 2025
0

...

Read more
new left, gerakan new left, sejarah new left, gerakan penolakan perang vietnam, chicago 7, john lennon

Gerakan New Left dan Perseteruannya dengan John Lennon

13 Februari 2025
Ekonomi Hijau, Pengembangan Ekonomi Hijau, Manfaat ekonomi hijau, Ekonomi Hijau Indonesia, Green Economy

Raih Keseimbangan dengan Ekonomi Hijau

27 Januari 2025
Ilustrasi seseorang menemukan makna kehidupan (istockphoto.com)

Alegori Kehidupan yang Absurd

8 Januari 2025
Lagu Hidup, Esai lagu hidup, Bagus Dwi Danto, Makna lagu hidup, Esai Lagu

Nyala Perlawanan dalam “Lagu Hidup”

12 Desember 2024

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
dema uin walisongo, satgas ppks, satgas ppks uin walisongo, psga uin walisongo, kasus kekerasan seksual, uin walisongo

DEMA UIN Walisongo Desak Rektorat untuk Bentuk Satgas PPKS

23 Mei 2025
Festival Budaya Daerah, Orda UIN Walisongo, DEMA UIN Walisongo, DEMA-U, Sen Tari

Beberapa Orda UIN Walisongo Beri Apresiasi atas Diselenggarakannya Festival Budaya Daerah

28 Mei 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend