“Tidak mudah mengajak orang dengan kebaikan dengan pelajaran, lebih mudah melakukannya dengan teladan.” —Fahruddin Faiz.
Tiliklah petikan kata dari Dosen Filsafat UIN Sunan Kalijaga tersebut. Dapat kita artikan secara jelas bahwa memberikan teladan akan lebih nikmat daripada hanya memberikan pengertian semata.
Kebanyakan manusia biasanya hanya suka memberikan pengertian tanpa memberikan keteladanan. Lantas, apakah itu salah? Apakah harus selalu memberikan contoh tanpa melibatkan pengertian? Jawabannya, tergantung bagaimana seseorang itu memberikan pengertian dan keteladanan.
Semakin ke sini, banyak metode pendidikan di Indonesia yang semula memberikan pengertian kini beralih pada pemberian keteladanan. Padahal, dulu dalam pembelajaran di Indonesia hanya memberikan materi semata tanpa memikirkan keteladanan setelahnya.
Meskipun demikian, anak-anak era dulu ternyata juga mempelajari keteladanan di luar pembelajaran. Namun, berbanding terbalik dengan generasi sekarang. Anak-anak justru diberikan contoh keteladanan di dalam kelas, tapi kenyataannya yang lebih diutamakan hanya angka semata.
Utamakan Keteladanan
Keteladanan merupakan suatu hal yang terkait dengan perbuatan, sikap, dan perilaku seseorang yang dapat ditiru atau diteladani oleh pihak lain. Dengan keteladanan, seseorang akan meniru perlakuan yang sama seperti orang yang dijadikan contohnya.
Sebuah keteladanan terdapat contoh-contoh konkret, nyata, dan lebih bisa diterima daripada hanya sebatas kata-kata.
Seperti pepatah yang sering kita dengar, yakni satu keteladanan lebih berarti daripada seribu kata motivasi. Hal itu bukan hanya pengertian semata. Namun, juga sebagai pengingat betapa pentingnya mengutamakan keteladanan dalam kehidupan.
Dalam memberikan pelajaran yang paling mudah ditangkap adalah dengan memberikan contoh, daripada menghafalkan teori. Meskipun menjadi pembelajaran yang paling mudah, dalam menjadi teladan tentu tidak bisa dianggap enteng juga karena jika seseorang telah menjadi contoh berarti seseorang tersebut harus siap menjadi cerminan orang lain.
Seperti yang pernah dikatakan M. Furqon (2009) dalam penelitian Zaenal Aqib menerangkan jika seseorang yang menjadi teladan, berarti orang tersebut harus siap menjadi cermin orang lain. Tak hanya menjadi cermin seketika, tetapi orang yang menjadi teladan akan terus dijadikan contoh setiap kali apa yang diperbuatnya.
Nur Rzkn