
Amanat.id- Sejumlah kurang lebih 1000 peserta mengikuti aksi “Kekalahan Negara dalam Cengkeraman Oligarki”. Gerakan ini diinisiatori oleh Aliansi Rakyat Jawa Tengah Menggugat di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang. Rabu (13/4/2022).
Adapun tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini, yaitu:
- Menuntut MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) RI (Republik Indonesia) berkomitmen untuk tidak menngamandemenkan UUD (Undang-Undang Dasar) NRI (Negeri Republik Indonesia) 1945.
- Memastikan rantai pasokan ketersediaan BBM (Bahan Bakar Minyak) dalam negeri.
- Pecat menteri perdagangan karena gagal dalam melaksanakan tugas dan usut tuntas serta pidanakan mafia minyak goreng.
- Tolak pemindahan IKN(Ibu Kota Negara) di masa krisis; cabut dan kaji ulang UU IKN dengan memprihatinkan aspek ekologis, ekonomi dan sosial-budaya, serta sahkan RUU (Rancangan Undang-Udang) Masyarakat Hukum Adat.
- Cabut UU Cipta Kerja beserta peraturan turunannya.
- Cabut SK (Surat Keterangan) Gubernur tentang UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) tahun 2022 di 35 Kabupaten/Kota yang berdasarkan UU Cipta Kerja.
- Tolak tunggakan iuran BPJS Kesehatan
- Menuntut penegakan sanksi tegas dan transparansi publik mengenai perusahaan yang tidak memberikan THR (Tunjangan Hari Raya).
- Hentikan intimidasi, represifitas dan segala bentuk kekerasan aparat terhadap warga negara.
- Hentikan pembangunan yang mengabaikan dampak pada kerusakan lingkungan dan perampasan ruang hidup rakyat dengan dalih kepentingan umum.
- Hentikan relokasi industri Jawa Tengah.
Koordinator lapangan Aliansi Mahasiswa Walingoso, Mu’nim menyampaikan bahwa beberapa tuntutan masih akan terus diorasikan hingga waktu demo usai.
“Beberapa tuntutan sudah diorasikan, dan selanjutnya akan diorasikan kembali hingga demo usai,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa ada orasi-orasi yang tidak sesuai, dan berbeda dari konsep sebelumnya.
“Semua tuntutan dan orasi secara keseluruhan sudah baik, namun ada beberapa orator yang tidak sesuai saat menyampaikan orasinya. Karena adanya tuntutan publik,” tambahnya.
Salah satu bagian dari satuan polisi yang ikut mengamankan jalannya demo. Happy mengatakan bahwa, mahasiswa Jawa Tengah sampai saat ini masih aman dan tertib.
“Sampai saat ini, mahasiswa yang berdemo di depan kantor gubernur Jawa Tengah masih mengutamakan ketertiban apalagi saat hari puasa seperti ini,” ujarnya.
Aksi yang sudah digelar hari ini berjalan dengan aman dan tertib, ditutup dengan adanya doa dan buka bersama. Mengingat aksi ini di adakan pada bulan ramadhan.
Reporter: Erlita Mirdza S