Amanat.id- Beredar berita di beberapa media online yang menyatakan bahwa, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah (AMJ) yang mendukung ditundanya Pemilihan Umum (Pemilu) pada Sabtu (5/3/2022).
Salah satu berita online Gatra.com menjelaskan bahwa aksi tersebut digelar di halaman Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah. Berita tersebut memuat sebuah foto yang di dalam nya terlihat sejumlah mahasiswa tengah menggunakan almamater dari berbagai universitas termasuk pula almamater UIN Walisongo Semarang sedang memegang spanduk bertuliskan “Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah Mendukung Gus Muhaimin Next Presiden Tunda !! Pemilu”.
Setelah ditelusuri ternyata benar terdapat mahasiswa UIN Walisongo yang terlibat dalam deklarasi tersebut. Dari ketiga mahasiswa yang kedapatan mengenakan almamater UIN Walisongo hanya dua yang masih berstatus sebagai mahasiswa yaitu M. Kholikul Huda angkatan 2016 dan Vani Sanjaya angkatan 2017, sedangakan Hiut Danalam diketahui telah lulus.
Beredarnya berita tersebut di berbagai media sosial memancing banyak komentar oleh warganet. Diantaranya yaitu dari akun twitter @UINWSMelawan yang mengutuk keras perbuatan individu tersebut.
“Kami Aliansi Mahasiswa Walisongo selaku wadah dari berbagai elemen organisasi/komunitas di lingkup UIN Walisongo mengutuk keras perbuatan yang mencederai marwah perguruan tinggi,” tulisnya.
Hal itupun disetujui oleh akun @MasAnWi1103 yang menyatakan dalam komentarnya mengapa mereka gegabah dalam mengambil keputusan tersebut.
“Apapun alasannya penundaan pemilu itu tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, heran kenapa bisa langsung mendukung calonnya secara terang-terangan seperti itu, katanya mahasiswa kaum idealis? Mana?,” tanyanya.
Menyikapi hal tersebut Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (Sema-FITK) mengundang mahasiswa yang bersangkutan untuk mengadakan klarifikasi di depan Dema Fakultas, Sema Fakultas, Aliansi Mahasiswa Walisongo (AMW) dan beberapa lembaga pers mahasiswa di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Komunikasi (FITK) Kampus 2, Senin (7/3/2022).
Klarifikasi pihak yang terlibat
Dari ketiga pihak yang terlibat deklarasi tersebut hanya dua yang hadir dalam forum klarifikasi yang dibuat oleh pihak Sema-FITK yaitu M. Kholikul Huda dan Hiut Danalam. Forum klarifikasi tersebut dipimpin oleh Ketua Sema-FITK Ahmad Izzul Haq Busyairi.
Saat ditanya oleh salah satu perwakilan Aliansi Mahasiswa Walisongo (AMW), YN terkait duduk perkara deklarasi tersebut, M. Kholil Huda mengatakan bahwa ia awalnya diajak hanya untuk berdiskusi.
“Awalnya saya dihuhungi oleh Maulana untuk ikut berdiskusi di Kota Lama. Namun, pada saat hari H, lokasinya diubah dan diminta untuk membawa jas almamater dari universitas masing-masing, saya baru tahu bila itu acara deklarasi saat di tempat,” terangnya.
Hal itu juga dibenarkan oleh salah satu rekannya yaitu Hiut Danalam yang mengira hanya sebatas diskusi kecil.
“Saya kira diajak Mas Huda hanya sekedar diskusi biasa namun ketika sampai di tempat ternyata bukan,” jelasnya.
Tidak puas dengan jawaban dari Huda dan Hiut, Syafiq lantas memberikan pertanyaan kembali terkait jawaban yang diberikan mereka.
“Seharusnya Anda sebagai mahasiswa sudah paham apabila dihubungi seperti itu (memakai jas almamater). Anda juga seharusnya paham kalau jas almamater itu tidak boleh digunakan sembarangan dalam forum tertentu,” kritiknya.
Menanggapi kritikan itu, Huda memberikan pernyataan bahwa ia tidak mengetahui apabala jas uin tidak boleh digunakan secara sembarangan.
“Setahu saya memakai almamater UIN di luar kegiatan kampus boleh-boleh saja. Pasalnya dalam aksi seperti penggalangan dana dan demo juga kerap menggunakan jas UIN jadi saya pikir tidak apa-apa,” sanggahnya.
Selain itu ia juga memberikan klarifikasi bahwa Ia menyatakan bila deklarasi tersebut atas nama pribadi bukan atas nama UIN Walisongo.
“Sebenarnya dalam deklarasi tersebut saya mengucapkan atas nama pribadi bukan atas nama UIN. Saya tidak mengetahui akan di framing seperti itu beritanya dan saya siap memberikan klarifikasi secara jelas di media sosial nanti,” jelasnya.
Setelah sesi tanya jawab selesai, Forum sepakat untuk meminta pihak terkait memberikan klarifikasi atas berita deklarasi yang mengatasnamakan UIN Walisongo ikut andil. Akhirnya Huda dan Hiut melakukan klarifikasi di halaman FITK UIN Walisongo Semarang pada Senin (7/3/2022).
“Saya dan teman saya meminta maaf sebesar-besarnya karena perbuatan yang telah saya lakukan merugikan banyak pihak terutama UIN Walisongo Semarang. Di sini saya klarifikasi bahwa saya tidak pernah mengatasnamakan UIN Walisongo dalam deklarasi tersebut,” ucap Huda.
Perwakilan AMW, Muhammad Mu’in memberikan pesan untuk ke depannya agar lebih hati-hati lagi dalam menggunakan almamater dalam acara-acara tertentu.
“Ketika Anda diundang dalam sebuah forum dan mengharuskan memakai jas almamater itu artinya bukan lagi nama Anda yang digunakan tetapi Anda telah mewakili nama instansi yang Anda gunakan,” pungkasnya.
Reporter: Rani Nur Latifah