Amanat.id- Di bawah rindangnya pepohonan hijau, goresan demi goresan diayunkan beberapa mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo di atas kertas putih, membentuk suatu gambar bermakna, Kamis (14/9/2023).
Belajar di luar ruangan menjadi pengalaman baru bagi salah satu mahasiswa Prodi ISAI UIN Walisongo, Sri.
“Seru dapat pengalaman baru karena sebelumnya ambil jurusan Seni Kriya di mana biasanya selalu belajar di dalam ruangan,” ujarnya.
Namun, ada beberapa hambatan ketika dirinya menggambar di luar ruangan, salah satunya adalah faktor cahaya.
“Cahayanya tidak menentu, pindah-pindah. Jadi, kadang kesulitannya itu harus memosisikan gambar dari awal,” sambungnya.
Menurut Fadiah, dengan belajar di luar kelas, ia bisa bebas mengekspresikan daripada di dalam kelas.
“Senang karena jika di luar bisa mengekspresikan diri dan suasananya lebih sejuk dibanding di dalam kelas,” kata mahasiswa ISAI tersebut.
Ia pun berharap metode pembelajaran di luar ruangan dapat diberikan fasilitas khusus supaya tidak panas.
“Terkadang masih terasa panas, mungkin jika ada terasnya bisa lebih teduh,” harapnya.
Dosen Mata kuliah (Matkul) Gambar Benda, Abdullah Ibnu Thalhah mengatakan bahwa ruang belajar harus dimaknai seluas-luasnya.
“Kita memaknai arti ruang belajar seluas-luasnya. Ilmu itu tidak hanya dari dalam kampus saja,” lanjutnya.
Dengan adanya metode pembelajaran di luar ruangan, Thalhah berharap agar mahasiswa ISAI dapat melatih kepekaan.
“Diharapkan mahasiswa mampu menggambar secara tepat, baik, dan artistik serta mengasah imajinasi yang selaras dengan alam. Kreativitas itu tumbuh melalui rasa peka,” pungkasnya.
Reporter: Ulya Chusnul Chofifah (Calon Kru Magang SKM Amanat 2023)
Editor: Saskia Rida N.