
Amanat.id– Dengan mengambil topik yang jarang diteliti di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Ananda Alfikro, berhasil meraih penghargaan kategori skripsi terbaik tingkat universitas, pada wisuda S1 ke-95 di Gedung Prof. TGK. Ismail Yaqub Kampus 3, Sabtu (8/2/2025).
Skripsinya yang berjudul “Kontra Reaksi Oditur Militer Sebagai Upaya Hukum dalam Penjatuhan Putusan Pidana dengan Konsep Richtelijik Pardon untuk Mewujudkan Keadilan Restoratif” terinspirasi ketika dirinya magang di Pengadilan Militer.
Ananda mengatakan bahwa dirinya menjadi mahasiswa UIN Walisongo pertama yang mengangkat topik hukum pidana militer.
“Saya menjadi mahasiswa UIN Walisongo pertama yang berani mengambil di kancah hukum pidana militer se-wilayah Semarang,” tuturnya saat diwawancarai secara langsung, Sabtu (8/2).
Berkat topiknya yang menarik dan masih jarang diteliti di UIN Walisongo menjadi pertimbangan kuat dosen dalam penilaian skripsi terbaik.
“Karena topik yang saya angkat menarik dan jarang diteliti mahasiswa menjadikan pertimbangan kuat para dosen,” tambahnya.
Selama pengerjaan skripsi, Ananda sempat mengalami kendala ketika mencari data karena kerahasiaan dari hukum militer itu sendiri.
“Tantangan pertama saya merasa kesusahan dalam mencari data karena hukum militer adalah hukum yang sangat rahasia sifatnya,” ujarnya.
Selain data, lanjutnya, Ananda kesulitan mendapatkan responden untuk mendukung penelitiannya tentang hukum militer.
“Dalam mencari responden karena hukum militer dengan disiplin ketat, sistem informasi sangat dijaga kerahasiaannya dan tidak sembarang orang bisa mengetahui,” katanya.
Ananda juga merasa kesulitan ketika harus menerjemahkan data yang menggunakan sandi dan simbol.
“Banyak data yang menggunakan sandi dan simbol jadi harus diterjemahkan terlebih dahulu,” ucapnya.
Dengan kendala yang didapatkan selama pengerjaan skripsi, Ananda menggunakan pembiasaan satu hari sepuluh halaman untuk lebih memahami topik penelitiannya.
“Saya melakukan treatment rutin satu hari sepuluh halaman, dengan membagi dua lembar di setiap usai sholat wajib, dan satu minggu satu kali bimbingan,” katanya.
Ia mengatakan butuh waktu 1,5 tahun untuk mengumpulkan data, walaupun penulisannya hanya membutuhkan waktu 40 hari.
“Estimasi pengerjaan skripsi 40 hari tetapi proses pengumpulan data selama 1,5 tahun, dimulai sejak magang di semester 5,” ujarnya.
Ananda tidak menyangka menjadi wisudawan dengan skripsi terbaik tingkat universitas karena skripsinya bisa dikategorikan biasa saja.
“Perasaan senang bercampur kaget karena skripsi saya bisa dikategorikan biasa saja,” ujarnya.
Selain mendapatkan penghargaan sebagai skripsi terbaik tingkat universitas, Ananda juga berhasil lulus dengan waktu perkuliahan yang terhitung cepat.
“Saya menyelesaikan pendidikan S1 dengan masa 3 tahun 4 bulan 16 hari,” ungkapnya.
Ananda berpesan untuk mahasiswa semester akhir UIN Walisongo agar segera mengerjakan skripsinya.
“Kerjakan skripsi, skripsi itu sesimpel meneliti apa yang ingin diteliti dan mempertanggungjawabkan penelitian di depan umum, beres,” pungkasnya.
Reporter: Nadia SA