Amanat.id- Aliansi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan masyarakat sipil di Jawa Tengah kembali turun ke jalan, Senin (28/8/2024).
Aksi unjuk rasa dengan tagline “Jateng Bergerak Adili dan Turunkan Jokowi” berlangsung di depan komplek Balai Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kota Semarang hingga dibubarkan oleh aparat kepolisian.
Salah satu mahasiswa UIN Walisongo, A.T. mengaku aksi tersebut terjadi lantaran adanya beberapa kebijakan dari pemerintah pusat yang dirasa tidak adil bagi kalangan bawah.
“Tidak puas terhadap kebijakan pemerintah,” katanya.
Terkait ricuhnya aksi, dirinya mengaku tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian tidak sesuai dengan prinsip demokrasi.
Selain itu, lanjutnya, dirinya menyarankan untuk diberlakukan investigasi supaya penyebab terjadinya ricuh dapat ditindak tegas.
“Kekerasan tersebut tidak sesuai dengan prinsip demokrasi,” ujarnya.
Mahasiswa Universitas Sultan Agung (Unissula), U. Gani juga menuturkan jika tindakan represif yang terjadi di penghujung aksi sejatinya tidak dibenarkan. Tindakan tersebut, sambungnya, tidak akan terjadi jika pejabat setempat mau menemui para demonstran.
“Kita ini bukan berhadapan dengan aparat, tapi dengan pejabat,” ujarnya.
Dirinya juga menyarankan kepada semua masyarakat supaya dapat melihat gejolak politik dengan cermat.
“Kita harus melek politik, jangan sampai dibodohi rezim yang mau merusak tata negara Indonesia,” katanya.
Reporter: R