
Amanat.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo bekerja sama dengan TVRI Jawa Tengah mengadakan program acara “Nada dan Dakwah” dengan tema “Zakat Fitrah dan Penyucian Diri”, Minggu (09/04/2023).
Acara ini berlangsung secara online melalui channel TVRI Jawa Tengah dan Live Streaming YouTube.
Direktur Pascasarjana UIN Walisongo, Abdul Ghofur turut hadir sebagai pembicara.
Abdul menjelaskan tujuan berzakat di bulan puasa.
“Sesuai dengan firman Allah surah At-Taubah dinyatakan bahwa kita diperintahkan untuk membayar zakat demi menyucikan diri,” ucap Abdul.
Mengutip dari hadis Rasulullah, Ia juga mengatakan bahwa zakat bisa membersihkan perbuatan tidak baik.
“Menjalankan zakat fitrah bisa membersihkan orang berpuasa dari perbuatan tidak baik,” lanjutnya.
Ia pun menuturkan bahwa zakat bisa menjadi penutup ketidaksempurnaan dalam berpuasa.
“Perjalanan puasa kita selama satu bulan, tentu ada beberapa yang tidak sempurna. Oleh sebab itu, zakat fitrah bisa menjadi penambal,” tutur Abdul.
Abdul menjelaskan keterkaitan membayar zakat dengan menyucikan jiwa.
“Pada prinsipnya, manusia ada kecenderungan cinta terhadap dunia. Dengan mengeluarkan harta maka ada perasaan rela melepaskan hak terhadap harta tersebut,” jelasnya.
Ada delapan, lanjutnya, golongan orang yang wajib menerima zakat.
“Ada delapan golongan, di antaranya fakir miskin, fakir, miskin, ibnu sabil, sabilillah, dan mualaf,” tuturnya.
Abdul mengatakan, para ulama memiliki pendapat yang berbeda dalam menentukan besaran zakat fitrah.
“Indonesia ambil ijtihad, 2,5 kilogram beras. Kalau membayar zakat dengan uang maka harus senilai dengan harga 3,8 kilogram beras. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Hanafi,” ucapnya.
Di akhir, Abdul menegaskan alasan seseorang wajib membayar zakat.
“Zakat adalah perintah dari Allah. Allah mengingatkan bahwa sebagian dari harta kita ada hak dari orang yang membutuhkan,” tutupnya.
Reporter: Revina