
Amanat.id- Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat berkolaborasi dengan Gusdurian Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Forum Demokrasi bertema “Penguasa dan Basa-basi Demokrasi” di Kopi Nuri Semarang, Sabtu (10/2/2024).
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo, Mochammad Parmudi menyampaikan pendapatnya terkait demokrasi Pancasila.
Parmudi menjelaskan bahwa demokrasi ideal adalah yang sesuai dengan nilai Pancasila dan UUD 1945.
“Jika ditanya demokrasi yang ideal itu seperti apa, maka berdemokrasi Pancasila sesuai UUD 1945 adalah sistem yang lebih sedikit penyimpangannya,” jelasnya
Menurutnya, penyimpangan dapat terjadi tergantung pada kebijakan seorang pemimpin.
“Tidak ada yang salah dengan sistem demokrasi di Indonesia jika para pemimpin benar-benar mengimplementasikan kebijakannya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa politik saat ini lebih banyak menggunakan sistem sistem demokrasi secara langsung.
“Demokrasi langsung banyak digunakan saat pemilihan presiden dan pemilihan kepada desa (Pilkades) yang membutuhkan dukungan politik tinggi. Sangat disayangkan satu 1 dapat dihargai 200 ribu,” tambahnya.
Selain itu, Parmudi juga menjelaskan dampak dari demokrasi secara langsung.
“Dampaknya yaitu muncul polarisasi di dalam masyarakat, terutama semenjak masa Susilo Bambang Yudhoyono, seperti polarisasi cebong kampret atau kadrun,” ucapnya.
Di akhir acara, ia menyampaikan nilai-nilai demokrasi Gus Dur dan pesan untuk masyarakat dalam memilih pemimpin.
“Demokrasi dalam nilai-nilai Gus Dur haruslah bermoral dan beretika. Juga, mengambil pilihan adalah hak karena itu masih bagian dari proses demokrasi,” tutupnya.
Reporter: Anggy Anggraini
Editor: Revina