By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Yang Datang Kian Hilang; Demonstrasi Mahasiswa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Have an existing account? Sign In
Follow US
Demonstrasi, Mahasiswa, Manik Margamahendra, Rocky Gerung
Ilustrasi demonstrasi mahasiswa (pixabay.com).
Opini

Yang Datang Kian Hilang; Demonstrasi Mahasiswa

Last updated: 4 Februari 2024 8:30 pm
Redaksi SKM Amanat
Published: 4 Februari 2024
Share
SHARE
Demonstrasi, Mahasiswa, Manik Margamahendra, Aktivis Mahasiswa, DPRD Jakarta
Ilustrasi demonstrasi mahasiswa (pixabay.com).

Di suatu pagi yang cerah, ketika mentari tak sesedih Indonesia hari ini, kudengar Rocky Gerung lantang berbicara perihal kedunguan pemerintah Indonesia. Suara itu bersumber dari smartphone, salah satu teman saya yang sedang asik berselancar di YouTube. Selang beberapa menit, dirinya mulai menuliskan story WhatsApp tentang kutipan dari ucapan pembicara yang dianggap baik.

Di lain waktu, di samping sebuah aula kampus terdapat beberapa mahasiswa  baru yang sedang diberikan pengarahan dan menirukan apa yang diminta mahasiswa lama. Berbagai seruan tentang mahasiswa seringkali dilayangkan di tempat itu.

Mereka yang merasa dirinya sebagai pembela keadilan, kebenaran, kaum buruh atau pembela lainnya yang memiliki anggapan jika dirinya merupakan reperesentasi mahasiswa yang seharusnya. Terlalu percaya diri, memang.

Para penyembah UU No. 9 Tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, selalu dipegang dengan erat oleh mereka yang mengatasnamakan “keadilan”. Ketika kita menengok tahun 2019 lalu, muncul akronim lain dari Ketua BEM UI (2019-2020) Manik Margamahendra, yang dengan secara paksa menjelmakan Dewan Perwakilan Rakyat menjadi menjadi Dewan Pengkhianat Rakyat.

Manik menjadi sosok bak Satria Piningit yang turun dari langit dan mencoba memperjuangkan kesejahteraan kala itu. Namun, kini ramai menjadi perbincangan setelah beredarnya berita tentang Manik Margamahendra mantan aktivis yang kini maju menjadi calon legislatif DPRD Jakarta.

Hal itu lantas menjadi sorotan publik, pro-kontra tak kunjung meredam atas peristiwa tersebut. Masyarakat terlihat sudah kecewa dengan jalan akhir para kesatria yang ternyata malah mengambil jalan untuk masuk ke dalam dunia politik. Sejak zaman orde lama hingga reformasi, tidak sedikit para mantan aktivis yang dulu sorak ramai mengawal isu masyarakat, tapi ketika telah menduduki kursi yang mereka tentang waktu itu, mereka malah tidak berbuat apa-apa dan seakan cerminan yang mereka perjuangkan.

Fenomena diatas mulai mengaburkan pandangan masyarakat terhadap esensi mahasiswa melakukan demonstrasi. Organisasi Ekstra kampus yang menjadi tempat naungan para aktivis juga dirasa memiliki hubungan emosional dekat dengan partai politik di Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Karim Suryadi, seorang Guru besar komunikasi politik UPI di tahun 2020, yang menyatakan bahwa beberapa organisasi ekstra kampus memiliki hubungan emosional atau berafiliasi dengan partai politik Indonesia.

Menurut sejarahnya, saat menjelang pemilu 1955, partai-partai politik saat itu melakukan manuver dengan masuk ke lingkup kampus dan mendirikan organisasi ekstra kampus yang masih eksis hingga kini.

Hal miris ketika para aktivis yang seharusnya menjadi menjadi pengawas pemerintah, tapi realitanya malah ikut terjerat kasus tindak pidana. Maling teriak maling, itulah kesan yang akan mereka ambil. Ketika mahasiswa ini melakukan demonstrasi dengan meneriakan keadilan, kesejahteraan, dan banyak yang lainnya, itu akan menjadi omong kosng belaka. Karena di tubuh mereka sendiri masih banyak permasalahan yang tidak mampu dibenahi.

Apakah para aktivis benar-benar mencoba untuk membela keadilan? Ataukah mereka hanya ingin menaikan elektabilitas belaka?

Hal itu kembali lagi pada marwah masing-masing aktivis mahasiswa. Idealis yang mereka punya bisa saja tergantikan dengan mudah oleh tawaran kursi setelahnya. Seperti yang pernah ditekankan Tan Malaka: “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda”. Benar saja, banyak orang ketika melepas gelar mahasiswa, idealis yang melekat di tubuhnya juga secara otomatis akan ikut terlepas pula.

Penulis: Tegar Ezha Pratama

Merajut Toleransi dalam Ramadan
WR 3 UIN Walisongo Imbau Aktivis Mahasiswa Lulus di Bawah Semester 8
Blunder Tirto dan Kedewasaan Kita dalam Bermedia
Menciptakan Tulisan yang Hidup dari Sebuah Karangan Fiksi
Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang
TAGGED:aktivis mahasiswademonstrasi mahasiswadprd jakartamanik margamahendra
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
Wisudawan Terbaik FSH, Indra Purwanto, Wisuda UIN Walisongo, FSH UIN Walisongo, UIN Walisongo
SosokUncategorizedWisuda

Indra Purwanto Jadi Wisudawan Terbaik FSH setelah Teliti Fenomena Cawe-cawe Presiden Jokowi di Pemilu 2024

Redaksi SKM Amanat
2 November 2025
Teliti Hukum Militer, Ananda Alfikro Raih Penghargaan Skripsi Terbaik UIN Walisongo
Kota yang Mati
Ma’had UIN Walisongo Taklukan UIN Sunan Kalijaga di Lomba Debat Bahasa Arab Jateng-DIY
Sheila On 7 akan Meriahkan Uincredible 2018 UIN Walisongo
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Yang Datang Kian Hilang; Demonstrasi Mahasiswa
Share

Tentang Kami

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Kantor redaksi SKM Amanat berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 1, Kampus III UIN Walisongo, Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Kota Semarang, dengan kode pos 50185

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Reading: Yang Datang Kian Hilang; Demonstrasi Mahasiswa
Share
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?