
Kecilku terperangkap di balik dinding kamar
Serapah mendengung dari ruang keluarga
Bantingan barang beserta hilangnya waras
Aku menggigil dibawa angin malang yang tak pernah menyeka air muka
Saat tubuh bayiku sedikit meninggi, aku mulai mengerti
Arah tujuan setiap orang bisa berbelok saling tabrak
Makian masih terdengar lirih dari ruang keluarga, dan aku menikmati
Remajaku lelah, perlahan terurai dan ikut menabrak tak karuan
Dewasaku mengerti, seutuhnya
Rumah ini telah tercela, tidak lagi terisi bualan cinta
Badainya tidak reda bahkan seiring aku yang kian menggigil
Ruang keluargaku dulu, bukanlah untuk keluarga, tapi kehancuran
Semarang, 20 April 2025
Dinda Alfiani (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)