
Amanat.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) menggelar Talkshow dengan tema “Menjadi Pemberdaya, Siapa Takut?” secara offline di Gedung Teatrikal Islamic Development Bank (IsDB) Sosial Humaniora (Soshum) Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jumat (01/04/2022).
Acara tersebut tidak hanya diikuti oleh kalangan mahasiswa PMI UIN Walisongo, tetapi juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa PMI asal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ali Murtadho menyatakan bahwa Jurusan PMI mempunyai peluang yang sangat besar, terutama pada program Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Rumah Zakat Indonesia (RZI).
“Program Baznas dan RZI mempunyai peluang yang besar untuk kalian. Karena, sangat bersentuhan dengan jurusan PMI terutama pada program BAZNAS yang sudah menyebar luas mulai dari kabupaten, provinsi, bahkan nasional,” paparnya.
Konsultan Pendampingan Wilayah Kementerian Desa (Kemendes), Evy Nurmilasari menjelaskan bahwa ruang lingkup pemberdayaan sangat luas. Tidak hanya terpusat pada subjek masyarakat desa.
“Pemberdayaan itu lingkupnya luas, persoalannya nggak melulu pemberdayaan masyarakat di desa. Tapi juga bisa pemberdayaan kesetaraan gender misalnya,” tuturnya.
Ia juga menyinggung bahwa dari pihak Kemendes membuka kesempatan registrasi bagi para mahasiswa untuk Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) maupun magang.
“Kami juga membuka kesempatan PPL dan magang tiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis untuk para mahasiswa yang ingin merasakan atmosfer magang di Kemendes. Dan nantinya, hal itu akan segera dikelola oleh pihak kajur dan HMJ,” ucapnya.
Mengenai persoalan yang identik dengan pemberdaya, alumni mahasiswa PMI UIN Sunan Kalijaga, Muhammad Iqbal menegaskan bahwa tidak semua persoalan berakhir pada solusi. Tapi, ada beberapa yang justru memerlukan analisis spesifik dan pengelolaan khusus.
“Nggak semua masalah berbuah solusi, tapi banyak yang harus dikelola. Seperti halnya pada persoalan kelaparan yang tidak cukup diselesaikan dengan pemberian sembako beras, tetapi ia harus diatasi dengan menganalisis dan mengetahui seluk beluk permasalahannya agar ketemu titik,” terangnya.
Reporter: Iklima Nur Respati