• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Sabtu, 19 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menakar Hilangnya Privasi Diri di Media Sosial

Terlalu aktif mengumbar atau mengekspos diri di media sosial dapat mengancam privasi diri

by Vina Ulkonita
5 tahun ago
in Artikel
0
Sumber foto: yukepo.com

Pernah melihat status WhatsApp begitu banyaknya hingga seperti bintang?

Dari pengguna media sosial WhatsApp kiranya pernah mendapati fenomena teman yang hobi membuat status seperti itu. Padahal disadari atau tidak kebiasaan tersebut rentan dapat mengakibatkan hilangnya privasi diri.

Di lain sisi mungkin sebagian dari kita, pernah berpikir dan bertanya-tanya, alasan atau motif seseorang membuat status dengan jumlah yang begitu banyak setiap hari itu tujuannya apa. Di mana aktivitas seperti itu seolah sudah jadi gaya hidup bagi mereka. Hingga cemas ketika satu hari tidak mengunggah status.

Memang ketika ditelisik, mereka mempunyai ragam motif masing-masing. Antara lain, sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan diri, mencari pengakuan “Upload status, maka aku ada”, dan motif lainnya.

Kiranya alasan-alasan tersebut dibenarkan oleh Psikolog asal New York, Abraham Maslow. Ia menganggap bahwa mendapatkan perhatian adalah sebuah kebutuhan dan hal yang wajar pada setiap manusia.

Baca juga

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Di mana dalam sebuah teori kebutuhan Maslow, manusia pada dasarnya ingin mendapatkan penghargaan, pengakuan dari orang lain, membutuhkan cinta dan lainnya.

Hingga akhirnya manusia tersebut, berupaya dengan menggunakan berbagai cara supaya hal itu dapat terpenuhi. Kemudian pada akhirnya kebiasaan hobi membuat status dalam bentuk teks, foto, video dan lainnya, dianggap sebagai hal yang lumrah.

Namun meski begitu, dalam titik yang menurut penulis kurang lumrah adalah ketika seseorang tidak mampu membatasi privasinya sendiri. Asal upload, tanpa memikirkan dampak dan risiko dari status yang dibuat.

Seperti sesuatu kondisi bahagia, penderitaan, keluhan, marah dan lainnya diunggah. Misal dalam unggahan status marah, sang pembuat dengan upload sebuah permasalahan di status berharap masalahnya akan terselesaikan dengan metode pelampiasan. Tapi yang terjadi adalah timbul masalah baru.

Hilangnya Privasi Diri 

Selain itu rentan hilangnya privasi diri dalam diri seseorang ketika terlalu aktif mengumbar atau mengekspos diri di media sosial. Ditambah dengan jumlah pengguna media sosial yang cukup banyak.

Data dari We are Social tahun 2020, mengungkap bahwa pengguna media sosial aktif di Indonesia berjumlah 160 juta pengguna. Pengguna mengakses mulai dari yang teratas seperti YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, dan Line.

Indonesia masuk dalam urutan ke-8 dari 10 negara paling lama mengakses internet di dunia dengan rata-rata 7 jam 59 menit.

Dari data tersebut, jika mayoritas pengguna media sosial cenderung hobi dalam membuat status di media sosial, tanpa berpikir manfaat, privasi dan lainnya. Maka dapat dibayangkan, apakah masih ada ruang privasi dalam ruang publik media sosial?

Kiranya memang dalam bermedia sosial perlu diiringi dengan sikap bijak dalam penggunaannya. Bukan asal buat stori untuk mendapatkan pengakuan. Tapi lebih pada bijak demi menjaga privasi diri tetap terjaga.

Sebab kita sendiri yang nantinya menentukan dalam memilih menjaga privasi, atau menghilangkan privasi diri di media sosial. Jadilah pengguna media sosial yang bijak.

Penulis: Vina Ulkonita

  • 1share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 1
Tags: bahaya media sosialmedia sosialprivasi diriprivasi media sosial
Previous Post

Agama Lokal, Rentan Terdiskriminasi

Next Post

Diskusi Publik HMJ IAT-FKMTHI, Luthfi Rahman Singgung Konsolidasi Atas Nama Agama

Vina Ulkonita

Be Brave! Be Your Self!

Related Posts

ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon
Nasional

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

by Redaksi SKM Amanat
29 Juni 2025
0

...

Read moreDetails
Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

18 Juni 2025
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
kkn uin walisongo, kkn mit uin walisongo, uin walisongo, kkn 2025, kkn mit

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Keluhkan Adanya Kewajiban Katering dari Oknum Desa

12 Juli 2025
UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN MIT, Mahasiswa KKN, KKN

UIN Walisongo Terjunkan 2.100 Mahasiswa KKN MIT ke-20 di 140 Kelurahan Kabupaten Semarang

16 Juli 2025
Saksi Ruang Keluarga, Sastra Soeket Teki, Puisi Soeket Teki, SKM Amanat, Puisi SKM Amanat

Saksi Ruang Keluarga

22 Juni 2025
giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

7 Juli 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend