• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Sabtu, 28 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Leonardo Da Vinci dan Pesan Optimismenya Pada Generasi Galau

Leonardo berkata, “aku percaya manusia akan dapat terbang, aku sandarkan asumsi ini pada fakta bahwa tuhan memberi kita fikiran yang mampu mengimajinasikannya.

Muhamad syamsul ma arif by Muhamad syamsul ma arif
3 tahun ago
in Esai
0
Sumber foto: Kompas.com

Dalam beberapa tahun terakhir, industri musik bengenre pop maupun dangdut terus bernada sendu. Hal itu terlihat misalnya dari, lagu yang dibawakan Didi Kempot dengan sobat ambyarnya yang akahir-akhir ini dinyanyikan dimana-damana, atau Deny Caknan dengan lagu Kartoyono dan Medot janji.

Tak main-main, dalam unggahan lagu Kartonyono oleh Deny Caknan di Youtube saja hingga saat ini telah ditontong lebih dari 124 juta penonton.

Kepopuleran lagu bernada sendu tak hanya terjadi di dunia maya atau media sosial. Dalam setiap konser yang dilakoni oleh Didi Kempot, sering dijumpai kawula muda yang terbawa suasana lalu menitikkan air mata di keramaian. Bahkan para fans Didi Kempot menjulukinya The Godfather of Broken Heart alias bapak patah hati nasional, pemberian julukan itu tak lepas dari konsistensi didi kempot yang selalu menciptakan lagu-lagu yang bertemakan patah hati.

Entah mengapa, akhir-akhir ini kebanggaan sebagai pemuda seolah didapatkan saat mengalah, pasrah, dan terluka. Penulis ingin membawa sejenak pembaca pada khazanah filsafat abad pertengahana untuk melihat fenomena ini.

Leonardo dan Generasi Galau

Siapa yang tak kenal Lonardo da Vinci? Pelukis jenius, yang karyanya lukisan Monalisa-nya dari abad pertengah, hingga sekarang masih dikagumi jutaan pasang mata.

Baca juga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Namun, Leonardo tak sebatas pelukis. Dalam semua bidang ilmu pengetahuan pria kelahiran 1452 M, hampir menguasai semuanya. Bahkan, filosof terkenal asal Jerman FW Nietzche (1900) menyebut Lenardo sebagai orang yang bangun terlalu dini, di tengah kegelapan zaman saat semua orang masih tertidur.

Salah satu pemikiran yang membuat tokoh ini selalu kontekstual yakni pemikiranya soal optimisme hidup yang diwarisakan dari generasi ke genarasi. Leonardo berkata, “aku percaya manusia akan dapat terbang, aku sandarkan asumsi ini pada fakta bahwa tuhan memberi kita fikiran yang mampu mengimajinasikannya. Segala yang bisa diimimpikan akan dapat diwujudkan suatu waktu. Siapapun yang mengatakan sebaliknya, itu hal yang bodoh.”

Ungkapan yang dari mulut Leonardo, tak bisa dianggap biasa. Jika melihat zaman di mana dia hidup, kebebasan berfikir waktu itu begitu dikekang oleh gereja. Galileo Galilei yang hidup hampir sezaman dengan Leonardo bahkan harus rela dibakar lantaran pendapatnya yang berbeda dengan gereja.

Sikap optimis sangat lah penting dimiliki setiap manusia, apabila seseorang tidak memiliki sikap tersebut maka hidupnya akan selalu stagnan, tanpa ada perubahan apapun di dalam hidupnya. Apabila kita melihat, sikap optimisme seakan mulai hilang dikalangan masyarakat, khususnya generasai mudanya.

Ketika seseorang memproleh kegagalan mereka menganggap seolah dunia sudah berakhir, tidak ada cara lain selain meratapinya, apalagi belakangan hari ini jagat indonesia dihebohkan oleh lagu-lagu patah hati, salah satunya yang dinyayikan oleh didi kempot, lagu yang apik yang berisikan kisah seorang yang patah hati seolah mewakili prasaan mereka, hingga para pendengarnya menangis tersedu-sedu karna sebuah lagu.

Jika kita lihat menjamurnya para penikmat lagu lagu patah hati, tak lepas dari dari ungkapan isi hati mereka yang kehilangan optimisme dalam kisah cinta mereka, bagaimana mungkin orang yang memiliki optimisme yang tinggi akan begitu mudah meresapi kegagalanya percintaanya dengan hanya mengekspresikanya dengan menangis ketika mendengarkan lagu-lagu ambyar.

Penulis: Samsul Maarif

  • 2SHARE
  • 0
  • 2
  • 0
  • 0
Tags: esai optimismegenerasi galauleonardo davincipesan optimissobat ambyar
Previous Post

Pembatalan Diskon UKT, Kemenag dan Forum Pimpinan PTKIN Berpihak Kepada Siapa?

Next Post

Dampak Corona, Mahasiswa Lingkup PTKIN Bisa Ajukan Keringanan UKT

Muhamad syamsul ma arif

Muhamad syamsul ma arif

Related Posts

flexing di media sosial
Artikel

Bahaya Flexing di Media Sosial

by Ridho Alamsyah
13 November 2022
0

...

Read more
kearifan lokal

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

25 Oktober 2022
Manusia yang ingin bebas, Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

19 September 2022
Ilustrasi warna pelangi yang menjadi ikon LGBT. (Sumber: Pixabay)

Fenomena LGBT di Indonesia

9 September 2022
(Sumber gambar: Pixabay)

Bukan Sekadar Komentar, Mengkritik Film itu Harus Bijak

23 Juni 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend