Amanat.id- Massa yang tergabung dalam Aksi Kamisan Semarang menggelar demonstrasi untuk mengusut penembakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Semarang, G (17) oleh oknum kepolisian di depan Kantor Polisi Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng), Kamis (28/11/2024).
Diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat, mahasiswa, dan aliansi pelajar di Semarang, dengan tagline “JusticeforGamma” massa aksi menuntut kepada Polda Jateng untuk menangkap dan menghukum Polisi yang telah melakukan penembakan siswa SMK.
Salah satu mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), Rizki Ramadhan mengaku prihatin atas matinya fungsi instansi Polri saat ini.
“Aparat yang seharusnya melindungi rakyat justru mengintimidasi rakyatnya, mereka tidak melaksanakan apa yang seharusnya menjadi tugasnya,” jelas Rizki.
Rizki juga mengingatkan bahwa peralatan yang ada di kepolisian saat ini dibeli dari uang pajak rakyat.
“Peluru yang mereka gunakan untuk membunuh korban itu hasil dari uang pajak kita, jelas kita marah,” ujarnya.
Salah satu pelajar, Zaki Abdul Aziz mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam aksi kamisan tersebut adalah bentuk solidaritas.
“Kami datang atas dasar solidaritas,” ujarnya.
Siswa lainnya, Dias Firmansyah beranggapan bahwa penembakan siswa SMK yang dilakukan aparat tidaklah berdasar.
“Hanya karena mobil aparat yang tersenggol, nyawa seorang pelajar harus melayang. Itu kan sesuatu yang tidak masuk akal,” ujarnya.
Lanjutnya, ia berharap setelah diadakannya aksi tersebut pihak kepolisian segera mengambil langkah tegas.
“Kepolisian harus menghukum siapa saja yang terlibat dalam tragedi ini, buktikan bahwa mereka masih punya wibawa di mata rakyat,” terangnya.
Menanggapi aksi Seruan Solidaritas, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto mengatakan bahwa pihaknya langsung bergerak cepat mengusut kasus ini.
“Sekarang tengah dilakukan penyelidikan dari pihak Direktorat Kriminal Umum dan saat ini yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan,” imbuhnya.
Reporter: Hudzaifah As Sajjad
Editor: Gojali