Amanat.id- Aliansi Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) Jawa Tengah menggelar Aksi Tolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Cipta Kerja (Ciptaker) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Selasa (14/03/2023).
Aliansi tersebut diprakarsai oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Universitas Stikubank (UNISBANK), Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG), Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) dan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).
Tidak hanya mahasiswa, beberapa organisasi besar seperti Front Nahdliyin Untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) ikut andil dalam aksi ini.
Dalam orasinya, salah satu demonstran menuturkan bahwa ini adalah kesekian kalinya mereka melakukan aksi untuk menolak Perppu Ciptaker.
“Sudah kesekian kalinya kami melakukan aksi untuk menyampaikan aspirasi bahwa kami menolak pengesahan Perppu Ciptaker yang pada nyatanya isi dari peraturan tersebut banyak merugikan rakyat kecil,” ujarnya.
Sebagai tanda penolakan, para mahasiswa melanjutkan aksinya dengan merusak barikade kawat besi yang telah dipasang mengelilingi pagar utama gedung DPRD dengan cara menginjak-injaknya. Mereka juga membakar ban hingga ada salah satu mahasiswa yang mengenakan kain kafan menyerupai pocong.
Selaku Koordinator Lapangan FSPMI, Adib Saifin menyebut bahwa pemerintah seringkali tetap mengesahkan produk hukum yang telah ditentang masyarakat.
“Sebut saja seperti revisi UU KPK, UU Minerba hingga RUU KUHP,” tutur Adib.
Aksi terus berlanjut hingga terjadi negosiasi antara pihak DPRD Jawa Tengah dengan massa untuk membicarakan aspirasi yang akan disampaikan oleh para mahasiswa dengan mengizinkan lima orang perwakilan dari para demonstran untuk masuk menghadap anggota DPRD.
Hal tersebut tidak langsung disetujui oleh massa dan mulai terjadi kericuhan karena belum menemukan titik terang dari keduabelah pihak. Massa membuka paksa pagar utama dari Gedung DPRD Jawa Tengah.
Karena negosiasi tersebut masih belum membuahkan hasil, pihak mahasiswa akhirnya terpaksa untuk mundur dan mengaku kecewa dengan aksi demonstrasi yang tidak sesuai dengan harapan.
“Sebenarnya kami kecewa karena aksi demonstrasi kali ini tidak sesuai dengan harapan,” ucap Reza Fahmi, mahasiswa UPGRIS yang ikut andil dalam aksi tersebut.
Hasil aksi pada hari ini belum selesai dan akan direncanakan untuk mengadakan aksi lebih lanjut demi menuntaskan masalah pengesahan Perppu Ciptaker.
Reporter: Fahita Safira
Editor: Revina