Amanat.id- Tim KKN UIN Walisongo ke-71 posko 17 di Desa Lempuyang Kecamatan Wonosalam berhasil menyulap daun jambu air menjadi minuman teh yang berkhasiat dan bernilai ekonomi tinggi.
Berdasarkan rilis yang diterima Amanat.id, hasil karya mahasiswa KKN UIN Walisongo tersebut dipamerkan dan dikunjungi langsung oleh Bupati Demak dan Rektor UIN Walisongo dalam pameran ekspo hasil kinerja dan peresmian program unggulan pronankis di Desa Mlaten Kecamatan Mijen Demak, Selasa (13/11/2018).
Menurut Bupati Demak M. Natsir, hal tersebut sangat inovatif dan kreatif karena biasanya jambu hanya di manfaatkan buahnya saja.
“Ini sangat luar biasa daun jambu bisa dijadikan teh, rasanya enak dan juga menyehatkan. Nantinya teh ini bisa dijadikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan akan dibantu pemasarannya oleh dinas terkait,” ungkap Natsir.
Rektor UIN Walisongo Semarang, Muhibbin juga mengatakan, kampus akan memberikan apresiasi untuk produk karya murni mahasiswa Tim KKN UIN Walisongo ini dan akan terus dikembangkan kedepannya.
“Rencananya teh yang sudah menjadi produk jadi ini akan dijual dengan harga 10 ribu per pack yang berisi 15 teh celup kemasan 200gram.” jelas Muhibbin.
Koordinator Desa Irfani Abdurrozaq mengatakan, ide pembuatan teh daun jambu air ini bermula dari anggota divisi kewirausahaan Alvin Cyzentio Chairilian, ia pernah membuat teh dari daun kopi di desanya, Weleri Kendal.
“Melihat melimpahnya pohon jambu yang ada di Desa Lempuyangan, muncul pikiran untuk melakukan eksperimen agar tanaman-tanaman jambu tersebut dimanfaatkan daunnya.” ujar Irfani.
Menurutnya, setelah melakukan beberapa kali percobaan akhirnya tim KKN posko 17 berhasil membuat teh yang beraroma khas daun jambu dan berwarna coklat seperti teh pada umumnya bahkan lebih coklat pekat.
“Proses pembuatan teh ini tak jauh berbeda dengan pembuatan teh pada umumnya, yang membedakan adalah sistem pembuatannya masih tradisional.” katanya.
Ia juga mengungkapkan, setelah melewati uji laboratorium, ternyata khasiatnya sangat bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya: mencegah diabetes (Tanin 8,5 %), mencegah penyakit gula (Tanin 8,5 %), penangkal radikal bebas (Antioksidan 75,08 %), mencegah pertumbuhan sel kanker payudara (Antioksidan 75,08 %), merilekskan tubuh (Antioksidan (fenol) 75,08 %), menurunkan kolestrol (Resin 3,15 %), mengobati penyakit mag (minyak atsiri 0.365 %).
Uniknya lagi, mulai dari proses pembuatan produk Teh Lempuyang ini semuanya dikerjakan oleh tim KKN Posko 17 sendiri, mulai dari memetik daun jambu, proses pengemasan, hingga menjadi produk yang siap dipasarkan.
“Bahkan untuk kemasannya, kami mendesain dan memotret daun jambu sendiri untuk dijadikan foto produk.” ungkap Irfani.
Sayangnya kesuksesan pembuatan teh ini tidak seluruhnya didukung oleh pihak kampus, pada saat pengujian, tim KKN UIN Walisongo tidak dibantu oleh pihak kampus dengan alasan pihak kampus tidak mempunyai larutan Hpcl untuk digunakan menguji kandungan daun jambu.
“Padahal di kampus sendiri ada Laboratorium Gizi, tapi kami terpaksa harus menguji lab Kampus swasta di Semarang.” pungkasnya.
Reporter: Fitriya M.
Editor: Rima Dian P.