• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Rabu, 15 Oktober 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Alegori Kehidupan yang Absurd

Ketersinggungan antara individu dengan norma sosial merupakan penghambat untuk menemukan otentikasi jati diri sebagai seorang manusia, sehingga menimbulkan absurditas dalam kehidupan

by Moehammad Alfarizy
9 bulan ago
in Esai
0
Ilustrasi seseorang menemukan makna kehidupan (istockphoto.com)
Ilustrasi seseorang menemukan makna kehidupan (istockphoto.com).

Suatu hari, seorang buruh pabrik sedang menyeruput kopi dan menikmati rokoknya. Sejenak, ia bertanya kepada dirinya siapa aku? Tentu saja ia adalah seorang buruh pabrik, namun pikirannya menyangkal dan mengatakan ia adalah seorang manusia. Apa itu manusia? Siapakah manusia itu? Selama ini ia tidak mengerti bahwa dirinya belum sepenuhnya memahami tentang siapakah ia sebenarnya.

Manusia hidup untuk bekerja, mencari uang, mendapatkan kekayaan, dan membeli semua yang dinginkan. Apakah hidup hanya untuk kekayaan? Atau hanya untuk sebuah ketenaran?. Seringkali, manusia secara sadar dilema mempertanyakan eksistensi bahwa secara hakikat jauh daripada itu. Eksitensialisme ibarat, lentera yang menerangi jalan hidup manusia di tengah gemerlapnya hutan rimba.

Pertarungan moralitas

Bohemian Rhapsody merupakan lagu rilisan band legendaris Queen pada tahun 1975. Lagu tersebut secara tersirat menggambarkan Freddie Mercury sebagai seorang yang eksistensialis dan memandang dunia sebagai sebuah absurditas.

Is this the real life? Is this just fantasy?

Baris kedua pada bait pertama lirik lagu, ia seakan menjawab pertanyaan atas keraguan dan kesengsaraan hidup, tetapi bukan jawaban optimis melainkan dengan analogi yang pesimis. Ia menganalogikan hidupnya seperti terperangkap dalam tanah longsor sehingga tak dapat lari dari keyataan yang dihadapi.

Baca juga

Raja Jawa

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Caught in a landslide
No Escape from reality

Freddie mulai menunjukkan diri sebagai seorang eksistensialis ketika ia menceritakan dirinya adalah seorang Gipsy yang miskin dan berkehidupan nomaden. Istilah “Gipsy” dalam lirik lagu hanya bersifat simbolik bagi kebebasannya agar selalu bertahan dari kesengsaraan hidup.

I’m just a poor boy, I need no sympathy
Because I’m easy come, easy go, little high, little low
Any way the wind blows doesn’t really matter to me

Pada bait kedua, Freddie menceritakan bahwa dirinya telah membunuh seorang laki-laki. Pergulatan tentang moralitas yang disinggungnya melalui lirik ini sebagai representasi atau manifestasi dari kemalangan dan kesengsaraan hidup.

Mama, just killed a man
Put a gun against his head, pulled my trigger, now he’s dead

Mama, life had just begun
But now I’ve gone and thrown it all away

Membunuh seorang pria merupakan salah satu tindakan keji yang merenggut nyawa seseorang. Secara hukum di zaman modern, membunuh merupakan tindakan kriminal yang melanggar undang-undang. Selain menghilangkan nyawa seseorang, membunuh juga merenggut hak dan kebebasan seseorang untuk menjalani hidup. Selain itu, masyarakat memandang bahwa membunuh bagian dari pelanggaran etika terhadap hak manusia.

Etika secara kritis merupakan pembongkaran terhadap ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Peyimpangan mengenai paham etika dan moralitas tak dapat disamakan secara definisi dan konsep. Moralitas merupakan sebuah ajaran tentang bagaimana seorang manusia harus bertindak, sedangkan etika secara lebih khusus mempertanyakan kenapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu.

Hal itu sering kali bertentangan dengan eksistensialisme yang secara universal menekankan pada kebebasan manusia. Setiap tindakan yang dilakukan seorang manusia juga terdapat konsekuensi yang akan ditanggungnya. “Manusia dikutuk untuk bebas”, begitulah cara Jean-Paul Sartre menjelaskan eksistensialisme secara sederhana.

Menurutnya, ekistensialisme merupakan sebuah “doktrin” yang mengajarkan bahwa kebenaran dan setiap tindakan melibatkan lingkungan dan diri manusia. Ironinya, tindakan dan pikiran manusia selalu bertentangan dengan norma-norma masyarakat sehingga mengekang kebebasannya.

Ketersinggungan individu dengan norma sosial merupakan penghambat untuk menemukan otentikasi jati diri sebagai seorang manusia, sehingga menimbulkan absurditas.

Dalam bukunya Mite Sisifus, Albert Camus memandang absurditas disebabkan oleh pertentangan beberapa hal. Salah satunya disebabkan oleh nalar yang tidak dapat mengkonstruksi hal-hal tersebut menjadi satu pemahaman yang logis.

Absurditas lahir karena akal terus melakukan rasionalisasi terhadap fenomena yang terjadi pada manusia. Seringkali, manusia mencari pembenaran atas apa yang dilakukannya, Contohnya ketika Freddie mengalami dilema setelah membunuh seorang pria.

Norma membunuh yang dianut masyarakat dan eksistensialis Freddie Mercury menyebabkan pertentangan dan menciptakan absurditas kehidupan. Menurut Camus, absurditas tidak akan tercipta jika salah satu komponen itu tidak ada. Namun, absurditas bersifat abadi selagi manusia terus membenturkan nilai-nilai individu dengan norma-norma yang dianut masyarakat.

Seorang buruh pabrik kembali mengisap rokok tetapi dengan pikiran yang penuh dengan kepercayaan, setelah menjadi inisiator gerakan mogok kerja di pabriknya. Puluhan halaman karya Karl Marx dibaca sehingga menjadi inspirasi baginya untuk menciptakan kesetaraan hak antar sesama manusia dan masyarakat tanpa kelas.

Beberapa saat, ia menyadari untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas perlu adanya pertumpahan darah. Apa yang dipikirkannya tentang masyarakat baru yang lebih adil ternyata hanyalah sebuah khayalan.

Meskipun masyarakat di tempat tinggalnya merupakan masyarakat yang memiliki kompetensi yang rendah sehingga sukar memahami masalah sosial.

Pada akhirnya, ia memutuskan untuk tidak melakukan apapun dan kembali ke pabrik untuk bekerja. Ia berpikir, bahwa tidak ada yang harus dilakukan lagi selain menjalani hidup tanpa mengetahui apa makna sesungguhnya.

Penulis: Moehammad Alfarizy

Editor: Khasan Sumarhadi

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: absurditas kehidupanalegori kehidupanbohemian rhapsodyetika dan moralitas kehidupanmakna bohemian rhapsodyMakna kehidupan
Previous Post

Paradoks Keadilan dan Antitesisnya

Next Post

Ini Dia, 5 Manfaat Journaling untuk Kesehatan Mental Yang Wajib Kamu Ketahui!

Moehammad Alfarizy

Related Posts

Raja Jawa, Makna Raja Jawa, Joko Widodo, Sejarah Raja Jawa, Istilah Raja Jawa
Esai

Raja Jawa

by Faisa Dian Kresna
7 September 2025
0

...

Read moreDetails
Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

18 Juni 2025
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
new left, gerakan new left, sejarah new left, gerakan penolakan perang vietnam, chicago 7, john lennon

Gerakan New Left dan Perseteruannya dengan John Lennon

13 Februari 2025
Ekonomi Hijau, Pengembangan Ekonomi Hijau, Manfaat ekonomi hijau, Ekonomi Hijau Indonesia, Green Economy

Raih Keseimbangan dengan Ekonomi Hijau

27 Januari 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
dyah ratna harimurti, peran perempuan, isu keperempuanan, dema fisip uin walisongo, fisip uin walisongo, uin walisongo

Dyah Ratna Harimurti Dorong Perempuan Ambil Peran Strategis dalam Kepemimpinan Publik

11 Oktober 2025
UKK Tax Center, UKK UIN Walisongo, Seminar Festival Pajak, Seminar Pajak, UIN Walisongo

UKK Tax Center UIN Walisongo Gelar Seminar Nasional, Tekankan Pentingnya Melek Pajak

29 September 2025
Antologi Cerpen Soeket Teki SKM Amanat Edisi 3

Antologi Cerpen Soeket Teki Edisi 3

3 Oktober 2025
Mahad, Catering Mahad, Wajib Mahad, Mahad UIN Walisongo, UIN Walisongo

Sejak Idul Adha, Pengembalian Uang Catering Mahad Gelombang 3 2024 Belum juga Jelas

13 Oktober 2025
Load More

Trending News

  • BSI Kembali Buka Dua Program Beasiswa, Simak Waktu dan Persyaratannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nizar Ali Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Tegaskan Tidak Tahu Aliran Dana dan Jual Beli Kuota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beberapa UKM UIN Walisongo Keluhkan Sulitnya Akses Tempat Kegiatan karena Kendala Administrasi-Adanya Tarif Peminjaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di UIN Walisongo, Pembentukan Satgas PPKS Masih Mandek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Datang Punggawa Baru! SKM Amanat Loloskan 32 Cakruma yang Berhak Ikuti Workshop 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend