• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 3 Oktober 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Kafe Gethe Semarang, Teh Klasik Kental dengan Sejarah

Bersama para budayawan, senior, dan antikan, Ari Purbono sang pemilik Kafe Gethe menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk mendapatkan nama “Gethe”

by Redaksi SKM Amanat
2 tahun ago
in Features, Milenial
0
Kafe Gethe, Kafe Gethe Semarang
Dua pelanggan sedang menikmati suasana malam di depan pintu masuk Kafe Gethe (Dok. Amanat).

Tembok tinggi menjulang mengitari pemukiman padat penduduk nuansa khas metropolitan, menyapa rasa penasaran kami saat memasuki bangunan klenik di Jalan Sekayu Semarang Tengah, Kota Semarang, Kamis (4/5). Aroma buah nanas tercium samar-samar mengikuti gerak laku kami saat memasuki ruangan berukuran 20m x 5m.

Deretan biji kopi dalam toples kaca, dan cangkir blirik menghiasi meja di Kafe Gethe. Kedai kopi yang mengusung konsep pekayon ini memberikan nuansa tradisional dengan harga terjangkau di masyarakat desa dan rasa yang tidak kalah khas dengan kafe klasik lainnya.

Bersama para budayawan, senior, dan antikan, Ari Purbono sang pemilik Kafe Gethe menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk mendapatkan nama “Gethe”. Istilah Gethe dipetik dari bahasa prokem semarangan yang populer tahun 70-an yang memiliki arti rene atau kemari.

“Sekayu memiliki potensi besar wisata. orang ke sini bukan hanya sekedar wisata religi ke kampung sekayu, itu sudah tidak zaman,” tutur Ari.

Berdirinya Kafe Gethe memunculkan dinamika baru bagi warga Sekayu. Hal ini dibuktikan dengan waktu baru satu tahun, Kafe Gethe telah mengantongi piagam penghargaan dari galeri 24 berkat rekor pengunjung.

Baca juga

Agen Koran Adaptasi Zaman

Segenggam Rezeki dalam Secangkir Kopi

PekaKota Forum ke 76 Sebagai Ruang Refleksi Menjaga Tradisi, Merawat Lingkungan

Kafe Gethe, Kafe Gethe Semarang
Pengunjung sedang menyaksikan pembuatan teh tarik oleh Ari Purbono di depan bar Kafe Gethe, Kamis (2/11/2023). (Amanat/Ayma).

Selama dua pekan berturut-turut, berbagai kalangan masyarakat terus berdatangan tanpa henti di Kafe Gethe. Selain mampir di kafe, berbagai pengunjung juga menyempatkan dirinya untuk menikmati keindahan kampung Sekayu sebelum meninggalkannya.

“Penghargaan ini didapat berdasarkan pengamatan tim galeri 24 bahwa Kafe Gethe ramai pengunjung selama dua pekan,” jelasnya.

Desa kecil penghasil sentral kayu yang semakin dikenal kalangan masyarakat. Pengunjung juga dapat melihat lebih dalam tentang Sekayu, seperti rumah sastrawan Nh. Dini dan Masjid historis Sekayu sebagai peninggalan kerajaan Demak.

Surya Cahyono, salah satu pengurus kampung tematik Sekayu sekaligus ketua RT 05 RW 02 Kelurahan Sekayu menyikapi berbagai masukan yang diberikan berbagai warganya tentang Kafe Gethe.

Dirinya mengatakan bahwa semua hal memiliki dampak baik maupun buruk, sekalipun itu pendirian Kafe Gethe yang letaknya jauh dari hingar bingar kota.

Meskipun demikian, munculnya sebuah kafe di dalam desa membuat warga sekitar bisa meraih hasil positif, mulai dari timbulnya sinergitas, bahkan mampu memanfaatkan peluang yang ada.

“Namanya juga warga desa, pasti ada like and dislike. Semua tergantung mindset masing-masing walau terkadang belum memenuhi semua kepuasan warga,” jelasnya.

Meramu Teh Gethe 

Walaupun disebut kafe, Gethe tidak hanya menyajikan kopi, tetapi menyajikan makanan dan minuman khas dengan nama yang unik. Menu di Kafe Gethe disesuaikan dengan lingkungan di sekitar, seperti wedang spesial lawang sewu rempah dan kopi mas wali. Nama ini diambil karena jarak Kafe Gethe yang cukup dekat dengan lawang sewu dan kantor Pemerintah Kota Semarang.

Menu favorit di sini es teh joss dan pisang goreng. Teh buatan Kafe Gethe Semarang seakan memiliki cita rasa yang nikmat jika disandingkan dengan rasa the pada umumnya. Proses merebus teh, dimulai dari menunggu ter-ekstraknya pada suhu 90 derajat celcius dan diakhiri proses pendinginan sekitar 7-10 menit.

Kafe Gethe, Kafe Gethe Semarang
Ari Purbono sedang membuat secangkir teh tarik untuk pelanggan di Kafe Gethe, Kamis (2/11/2023). (Amanat/Ayma).

Berbagai rangkaian pembuatan yang memakan waktu cukup lama, menjadi pesona tersendiri bagi pelanggan Kafe Gethe Semarang. Pasalnya, walaupun menunggu lama, para pengunjung tetap setia menunggu teh buatan Ari.

“Teh itu ter-ekstrak pada suhu 90 derajat dan hanya mampu bertahan selama 30 menit, setelah itu kami harus membuat ulang agar cita rasa tetap terjaga. Sedangkan pendinginan dilakukan supaya tidak anyang-anyangan seperti filosofi orang jawa,” ucap pemilik Kafe Gethe tersebut.

Siska Salsabila, pengunjung yang sudah empat kali datang menikmati menu dan suasana di Kafe Gethe Semarang merasa nyaman dengan ketenangan tempat dan harga yang ditawarkan.

“Saya sudah empat kali datang ke sini, yang membuat tertarik untuk datang ke sini karena tempatnya unik dan makanannya yang enak,” ucap Siska, Minggu (18/6).

Berbicara tentang suasana di Kafe Gethe Semarang, Mahasiswa Sastra Perancis Universitas Negeri Semarang Gracela Nincy, pecinta suasana tentram di tengah kebisingan zaman yang industrial merasa senang dengan suasana tradisonal yang diberikan oleh Kafe Gethe.

“First time ke sini suasananya tentram, enak. Zaman sekarang kafe itu kan industrial banget ya, tapi ini beda, vibes-nya seperti tradisional, nusantara, pribumi,” katanya.

Reporter: Riska Ayu Maharani

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: ari purbonokafe gethekafe gethe semarangsejarah kafe getheteh tarik klasik
Previous Post

Idris Mas’udi Tekankan Antar LPM PTKI Perkuat Solidaritas

Next Post

Penerimaan Warga Baru, Teater Mimbar Adakan Studi Pentas “Sumbu Basah”

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

Agen Koran, Agen Koran Usaha Kawan, Agen Koran Semarang, Koran Semarang, Perkembangan Teknologi
Features

Agen Koran Adaptasi Zaman

by Earnest Sherin
25 Juli 2025
0

...

Read moreDetails
Secangkir Kopi, Kedai Kopi Literasi, Kedai Kopi Mahasiswa, Philocoffe Street, UIN Walisongo

Segenggam Rezeki dalam Secangkir Kopi

22 Mei 2025
PekaKota, PekaKota Institute, PekaKota Forum ke-76, Tradisi Menjaga Lingkungan, Upaya Menjaga Lingkungan

PekaKota Forum ke 76 Sebagai Ruang Refleksi Menjaga Tradisi, Merawat Lingkungan

14 April 2025
Menyelami Sejarah, Pameran Koran Langka, Pers dalam Lorong Waktu, Koran Semarang, Sejarah Koran Semarang

Perjalanan Waktu Menyelami Sejarah

30 Desember 2024
Kota Lama, Gule Bustaman Pak No, Warung Gule, Warung gule semarang, Kuliner Semarang, Kota lama Semarang,

Gulai Legenda di Pojok Kota Lama

23 Desember 2024

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Cakruma 2025, Cakruma SKM Amanat, SKM Amanat, Oprec SKM Amanat, UIN Walisongo

Selamat! Berikut Cakruma 2025 yang Dinyatakan Lolos Seleksi Berkas dan Berhasil Lanjut Tahap Berikutnya

4 September 2025
Ivan Valentinus, COMFEST KPI, KPI UIN Walisongo, Founder Brociz Entertainment, UIN Walisongo

Founder Brociz Entertainment Ivan Valentinus Jelaskan Tahapan Produksi Film di COMFEST KPI

2 Oktober 2025
SKM Amanat, Dies Natalis SKM Amanat, Sarasehan Amanat, Alumni SKM Amanat, Harlah ke-41

Harlah ke-41, Alumni SKM Amanat Ingatkan Tetap Jaga Idealisme di Era Digital

14 September 2025
Hujan adalah kita, Sastra Soeket Teki, Puisi Soeket Teki, SKM Amanat, Puisi SKM Amanat

Hujan adalah kita

14 September 2025
Load More

Trending News

  • BSI Kembali Buka Dua Program Beasiswa, Simak Waktu dan Persyaratannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nizar Ali Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Tegaskan Tidak Tahu Aliran Dana dan Jual Beli Kuota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Calon Wajah Baru SKM Amanat, Berikut Cakruma yang Berhasil Lolos Tes Tulis dan Wawancara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat! Berikut Cakruma 2025 yang Dinyatakan Lolos Seleksi Berkas dan Berhasil Lanjut Tahap Berikutnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di UIN Walisongo, Pembentukan Satgas PPKS Masih Mandek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend