
Amanat.id– Sore hari, seusai penutupan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025, beberapa anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) menutup akses jalan menuju Kampus 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kamis (14/8/2024).
Hal tersebut terjadi lantaran kurang maksimalnya agenda visit UKM-U dari rundown yang sudah dijadwalkan.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, Muhammad Mu’tasim Billah mengatakan hal tersebut merupakan bentuk ekspresi.
“Hal itu merupakan bentuk ekspresi dari kawan-kawan UKM-U terkait visit yang tidak maksimal karena ada beberapa perubahan rundown,” katanya.
Ia mengaku kesulitan untuk memastikan pihak DEMA Fakultas (DEMA-F) mengikuti rundown yang telah ditentukan.
“Untuk memastikan kawan-kawan ikut sesuai rundown itu sulit, tadi ada waktu tambahan untuk expo tapi harus chaos lagi sama fakultas, karena mereka memang punya schedule sendiri,” jelasnya.
Tasim menerangkan DEMA UIN Walisongo sudah mewajibkan dua stempel dari UKM-U sebagai syarat pengambilan sertifikat PBAK.
“Syarat untuk mengambil sertifikat PBAK adalah dua stempel dari UKM-U,” tegasnya.
Ia juga menawarkan solusi untuk memberlakukan kembali kegiatan Expo UKM-U.
“Menawarkan untuk expo lagi, namun tidak usah banyak orang, tidak melibatkan fakultas, hanya universitas,” tambahnya.
Tasim mengaku komunikasi antar DEMA-F dan DEMA UIN Walisongo berjalan lancar.
“Komunikasinya lancar. Terkait jam molor itu diarahkan visit sekaligus pembubaran, sedangkan koordinator lapangan sudah menempatkan diri untuk pemulangan sekaligus teknis untuk keluar,” jelasnya.
Lurah Teater Mimbar, Ucok mengatakan ada pelemparan tanggung jawab.
“Sebenarnya dari pihak DEMA Universitas sudah ditekankan bahwasanya tetap ada visit UKM. Namun pada saat visit UKM, mahasiswa baru digiring oleh DEMA-F. Ketika kita crosscheck ke DEMA-F, katanya ranah DEMA Universitas,” terangnya.
Ia mengaku kurang mengetahui koordinasi kegiatan antara panitia fakultas dengan universitas terkait visit UKM-U.
“Saya kurang tau pembicaraan mereka dibelakang bagaimana. Tapi sepemahamanku sekarang, DEMA Universitas terkait koordinasi dengan DEMA-F tidak ada intensitas yang banyak,” ucapnya.
Ucok juga mempertanyakan keseriusan DEMA UIN Walisongo perihal rancangan kegiatan PBAK.
“Kita tidak berbicara stempel, kita berbicara keseriusan membuat agenda PBAK, ketika di dalam rundown pun juga berubah-ubah,” tuturnya.
Ucok menjelaskan rundown sering berubah hingga satu hari sebelum PBAK.
“Rundown berubah cukup panjang. Terkait lokasi, jam, dan posisi pemanggungan. Sempat juga malamnya sebelum PBAK kita mencari jalan tengahnya bagaimana,” jelasnya.
Ia merasa dirugikan terkait rundown yang selalu berubah-ubah.
“Jelas dirugikan, kita sudah berpatokan, sudah menjanjikan rundown yang berubah, dan menyepakati bersama ketika paper mob mundur karena alasan teknis dan lainnya,” jelasnya.
Ucok menilai adanya indikasi pengerahan dari DEMA-F mengenai organisasi eksternal.
“Masih banyak indikasi terkait atribut, ataupun segala bentuk macam identitas eksternal meskipun dalam tata tertib sudah dijelaskan,” jelasnya.
Ucok mengatakan solusi Expo UKM-U yang akan diadakan lain hari belum bisa terjamin.
“Untuk sekarang saya belum bisa menjamin tapi mungkin itu jalan tengahnya,” titahnya.
Senada dengan Ucok, Wakil Ketua I UKM Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Bahtiar merasa dirugikan karena visit UKM tidak maksimal.
“Jelas dirugikan, karena di UKM PSHT ada atlet, kita tidak selamanya jadi mahasiswa di UIN Walisongo. Jadi kita meregenerasi atlet baru untuk berproses,” jelasnya.
Ia mengaku DEMA-F tidak mewajibkan tanda tangan atau stempel UKM-U.
“Saya dengar dari mahasiswa baru katanya dari DEMA- F tidak mewajibkan untuk tanda tangan atau stempel, namun dari DEMA-U mewajibkan. Berarti ada miskomunikasi,” akunya.
Ketua UKM Musik, Muhammad Lutfi Hidayat juga mengatakan hari terakhir PBAK merupakan jadwal kunjungan UKM-U.
“Seharusnya jadwal visit UKM-U, tapi seolah-olah pihak fakultas menggerakkan anggotanya untuk ke lokasi fakultas masing-masing,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa solusi Expo UKM-U di lain hari belum bisa dikatakan efektif.
“Menurut saya nanti tidak efektif dan informasinya tidak merata,” tutupnya.
Bersamaan dengan diterbitkannya berita ini, DEMA-U bersama dengan Humas UIN Walisongo membuat grup WhatsApp berisikan perwakilan masing-masing UKM-U untuk melanjutkan promosi, menginformasikan kegiatan, dan juga melanjutkan proses rekrutmen anggota baru.
Reporter: Lutfi Ardiansyah
Editor: Moehammad Alfarizy