
Di tengah sempitnya sunyi kau tersengal
Mengerang, merengek, rintih
Hujan Tuhan turun di pipi
Membanjiri kilas-kilas di kepala
Tubuh menggigil tiap terlintas dekapmu
Tangan bergetar saat ingat genggammu
Degup kencang dan keringat bercucur
Kala tercium aroma tubuhmu melekat di bantalku
Untuk tubuh yang usang dan layu
Esok sisa kenangan itu kau bawa
Ke tempat paling tenang
Bersama jiwa yang tak lagi bertuan
Untuk kau yang menahan pundaknya
Yang menuntun tanganku erat
Kemana pun semesta membawa hangatmu
Kisahmu utuh meski samar dan rapuh
Semarang, Juni 2024
Eka Rifnawati (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)