
Media sosial, khususnya X sempat diramaikan dengan tagar #kaburajadulu yang bahkan tagar tersebut sampai di telinga pemerintah Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, tagar tersebut sampai membuat beberapa pihak di pemerintahan, termasuk Luhut Binsar Pandjaitan merespon ramainya tagar #kaburajadulu.
Menurut data yang diperoleh dari Lembaga Analisis Media Sosial Drone Emprit, tren kabur aja dulu menjadi viral lantaran salah cuitan di X. Di mana salah satu akunnya, yaitu @amourXexa, mulai menyuarakan tagar #kaburajadulu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah.
Tagar ini kemudian menjadi ramai sejak 6 Februari 2025 lantaran mendapat lebih dari 4 ribu mention dari berbagai kalangan. Sebagian besar penggunanya diketahui adalah anak muda rentang usia 19-29 tahun yang mencapai 50,81 persen dari keseluruhan percakapan, 30 persen dari kalangan di bawah 18 tahun, dan sisanya di atas 29 tahun.
Bentuk perlawanan
Tren #kaburajadulu muncul sebagai sebuah respon dari masyarakat terhadap isu-isu di Indonesia yang dianggap sudah sulit diatasi, seperti halnya isu ekonomi, kualitas hidup yang mulai menurun, dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang sudah tidak berpihak kepada masyarakat.
Sehingga #kaburajadulu digunakan sebagai alternatif media diskusi yang membahas peluang untuk tinggal di luar negeri. Jadi, tren #kaburajadulu merujuk kepada ajakan untuk pergi dari Indonesia, baik untuk melanjutkan studi, menetap sementara, atau bahkan menetap secara permanen dengan mengganti kewarganegaraan.
#kaburajadulu menjadi bentuk perlawanan kecil yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyuarakan pendapat mereka. Fenomena ini hadir sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi di Indonesia, susahnya mencari pekerjaan, minimnya gaji yang diperoleh, serta ketimpangan sosial yang semakin kontras.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang baru menambah keresahan masyarakat terkait kehidupan mereka ke depannya. Beberapa kebijakan, seperti efisiensi anggaran yang memotong dana dari setiap kementerian atau lembaga tanpa melihat dampaknya bagi masyarakat, ditambah sempat muncul juga masalah kelangkaan gas LPG 3 kg, dan kenaikan ppn 12 persen yang sangat berdampak pada masyarakat kelas menengah.
Menurut data dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), sebanyak 3.912 warga negara Indonesia dalam periode 2019-2022 sudah berpindah kewarganegaraan menjadi warga Singapura. Hal ini menujukkan bahwa rata-rata setiap tahun ada sekitar 1.000 jiwa yang memilih menjadi warga negara asing.
Cikal bakal Brain Drain
Tren #kaburajadulu erat kaitannya dengan fenomena Brain drain. Di mana keduanya memiliki kemiripan, yaitu pergi ke luar negeri dan meninggalkan tanah kelahirannya untuk mendapatkan lingkungan hidup yang lebih baik.
Secara lebih spesifiknya Brain Drain adalah peristiwa di mana individu atau seseorang berpendidikan tinggi yang memiliki keterampilan ataupun keahlian khusus meninggalkan negara asalnya untuk pergi dan menetap di luar negeri. Peristiwa ini kebanyakan terjadi pada negara-negara berkembang, salah satunya seperti Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 menunjukkan bahwa penduduk yang menganggur pada usia produktif berada pada rentang 7,47 juta dari total penduduk Indonesia. Di sisi lain rata rata gaji pekerja di Indonesia menunjukkan angka yang jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar yang hanya berkisar 3,27 juta per bulan.
Dua hal tersebut menjadi alasan masyarakat berbondong-bondong mulai pergi dari Indonesia dan mencari pekerjaan dengan gaji yang cukup di luar negeri.
Seorang sosiolog dari Universitas Gajah Mada (UGM), Arie Sutejo menilai bahwa masalah ini perlu dipandang serius oleh pemerintah. Menurutnya #kaburajadulu akan jadi masalah yang lebih besar apabila sudah sampai di tahap Brain Drain karena sudah memiliki frekuensi menetap yang lebih besar. Ia menitikberatkan nasib kelompok kelas bawah yang tidak memiliki keterampilan khusus yang akhirnya tidak memiliki lebih banyak pilihan dalam hidup.
Pro Kontra #kaburajadulu
Dari hasil analisis media sosial yang telah dilakukan Done Emprit ditemukan adanya kelompok pro dan kontra. Banyak isu positif yang dikaitkan dengan #kaburajadulu mencakup peningkatan peluang kerja di luar negeri, remitansi dan peningkatan ekonomi, pengalaman hidup, serta sebagai pendorong reformasi kebijakan, dan kesempatan mengembangkan keterampilan baru.
Apabila banyak anak muda yang melarikan diri keluar negeri karena kurangnya peluang yang didapat, ini bisa menjadi tekanan untuk pemerintah agar lebih memperbaiki kebijakan yang ada. Selain itu, fenomena #Kaburajadulu juga dapat meningkatkan Remitasi dan ekonomi apabila banyak yang bekerja di luar negeri. Di isisi lain, hal ini dapat memberi peluang kerja yang bagus bagi individu tertentu terutama yang memiliki keahlian dan tidak memiliki kesempatan yang sama di Indonesia.
Tren #Kaburajadulu mencerminkan ketidakpuasan anak muda terhadap kondisi di dalam negeri dan keinginan untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri. Akan tetapi, di balik sikap ini, ada beberapa dampak negatif mencakup hilangnya talenta-talenta terbaik dalam negeri, ketimpangan sosial dan ekonomi, serta penurunan daya saing nasional, dan beresiko menurunkan produktivitas dan inovasi lokal.
Semakin banyaknya anak muda yang memilih meninggalkan tanah air dapat menyebabkan banyak tenaga kerja terampil dan berpendidikan memilih tinggal dan bekerja di luar negeri, Sehingga menyebabkan hilangnya sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat menghambat perkembangan sektor-sektor publik seperti, teknologi; industri dalam negeri; dan penelitian. Berbagai Industri dalam negeri justru mengalami stagnasi karena kekurangan investor dan tenaga ahli.
Fenomena ini juga membuat kesenjangan sosial dan ekonomi semakin terlihat jelas, mereka yang memiliki akses dan kesempatan #kaburajadulu biasanya berasal dari kelas menengah ke atas, sedangkan mayoritas masyarakat yang tidak mendapatkan privilege itu akan tetap terjebak dalam keterbatasan di dalam negeri.
Penulis: Novelia Fitriani
Editor: Nita Putri A.