
Amanat.id– Mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Penyuluhan IsIam (BPI), Itak Khoirunnisak berhasil mendapatkan gelar wisudawan terbaik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo pada wisuda ke-95 di Gedung Prof. TGK. Ismail Yaqub Kampus 3, Sabtu (8/2/2025).
Mahasiswa asal Demak itu memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96 dan lulus melalui jalur artikel Science and Technology Index (SINTA) 3 dengan judul “Pengembangan Sikap Moderasi Beragama Melalui Budaya Rewong pada Generasi Muda di Desa Boyolali, Demak.”
Sebelumnya, Itak juga sudah pernah menerbitkan tiga artikel SINTA secara individu maupun kelompok.
“Pertama SINTA 5, itu individu, yang kedua SINTA 4, itu jurnal kelompok dan yang terakhir ini SINTA 3,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa tujuan awal menulis artikel SINTA bukan untuk pengganti skripsi.
“Waktu saya menulis itu diniatkan bukan untuk pengganti skripsi, tetapi untuk mendaftar KKN internasional,” sambungnya.
Itak mengaku dirinya sempat tidak percaya diri ketika hendak menulis artikel.
“Tentu, awalnya saya kurang percaya diri,” ucapnya.
Dalam prosesnya, ia termotivasi oleh rasa penasarannya terhadap dunia pendidikan.
“Saya ingin puaskan dulu rasa penasaran saya di dunia pendidikan,” ucap Itak.
Menurutnya dukungan dari orang-orang terdekat juga sangat berpengaruh.
“Dukungan dari orang tua, lingkungan, keluarga itu sangat berpengaruh,” ujarnya.
Itak juga mengatakan agar mencapai gelar wisudawan terbaik, penting untuk menjadi mahasiswa yang aktif.
“Kalau mau dapat IPK tinggi kita harus aktif di dalam kelas maupun di luar kelas,” jelasnya.
Ia sendiri mengaku kurang aktif mengikuti kegiatan di kampus.
“Sebenarnya untuk organisasi, UKM, ataupun lainnya di kampus saya malah tidak aktif,” katanya.
Itak menuturkan bahwa dirinya sempat berkuliah di dua universitas yang berbeda.
“Soalnya saya mahasiswa di dua kampus, satunya di Universitas Terbuka (UT),” sambungnya.
Akan tetapi, perempuan kelahiran Kota Wali tersebut mengaku kurang maksimal dalam menjalani perkuliahan di UT.
“Saya mungkin di UT kurang maksimal, tapi di sini pertama kali dapat IP semester 1 itu sampai terkejut,” ujarnya.
Itak mengatakan dalam proses perkuliahan perlu memprioritaskan hal terpenting.
“Kesulitan pastinya ada, akhirnya memang harus ada diprioritaskan,” jelasnya.
Ia berpesan untuk menghargai setiap usaha yang dilakukan.
“Selalu hargai usaha kalian sekecil apapun, dan jangan lupa selalu minta doa restu orang tua,” tutupnya.
Reporter: Nijam Alfatul Khasna
Editor: Moehammad Alfarizy