
Amanat.id- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Talkshow Media dan Politik di Ruang Teater Islamic Development Bank (IsDB) Soshum, Senin (5/5/2025).
Dengan tajuk “Peran Media dalam Meningkatkan Kesadaran dan Responsivitas Politik di Era Digital” menghadirkan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang Aris Mulyawan.
Aris menegaskan bahwa jurnalis tak hanya dituntut cepat, tetapi juga akurat dan bertanggung jawab.
“Seorang jurnalis harus mengutamakan kepentingan publik, bukan sekadar mengejar sensasi atau memenuhi kepentingan pribadi,” tegasnya.
Menurutnya dalam pengungkapan sebuah kasus harus berdasarkan dampak yang luas, bukan motif personal.
“Ketika mengungkap suatu kasus, landasannya harus karena dampaknya yang merugikan banyak pihak, bukan karena alasan personal,” tegasnya.
Ia juga menyoroti peran buzzer yang sering menyebarkan hoaks saat momentum politik.
“Buzzer berpotensi menimbulkan dampak negatif karena menyebarkan informasi palsu, dan korbannya sering kali adalah mahasiswa serta masyarakat umum,” ujarnya.
Aris juga mengungkapkan dalam tiga bulan terakhir terjadi 12 kasus intimidasi terhadap Jurnalis di Jawa Tengah.
“Beberapa di antaranya bahkan mengalami kekerasan fisik saat meliput aksi demonstrasi. Ini menunjukkan bahwa kebebasan pers dan demokrasi masih menghadapi ancaman nyata,” ungkapnya.
Aris mengajak mahasiswa untuk lebih kritis dalam menerima informasi politik.
“Jika matan, sanad, atau perawinya tidak jelas, maka informasi tersebut patut diragukan. Mahasiswa perlu membiasakan diri memverifikasi kebenaran informasi yang mereka terima,” jelasnya.
Aris berharap agar mahasiswa dapat terus belajar dan mengasah nalar kritis.
“Teruslah belajar, perbanyak membaca, berdiskusi, serta aktif berorganisasi sebagai bagian dari proses pendewasaan diri. Waspadai informasi yang tidak jelas asal-usulnya. Mahasiswa harus memiliki nalar kritis dan progresif,” pungkasnya.
Reporter: Desi Permatasari
Editor: Kumala