
Amanat.id– Beberapa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar ‘aksi diam‘ sebagai bentuk protes terhadap pengurangan jam kerja perpustakaan yang diselenggarakan di depan Walisongo Center, Jumat (25/4/2025).
Salah satu penggerak aksi, Iqbal Fatkhurrahman Syah menjelaskan aksi tersebut merupakan keresahan pribadi.
“Aksi ini dilakukan karena adanya keresahan pribadi terkait jam kunjungan perpustakaan,” jelasnya.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Quran dan Tafsir itu mengaku sudah meminta izin dengan Kepala Bagian (Kabag) Umum.
“Secara prosedural Kabag Umum dan satpam sudah mengetahui,” imbuhnya.
Ia menceritakan rencana awal dilaksanakan aksi diam adalah di depan perpustakaan.
“Rencana awal memang di depan perpustakaan, tapi saat itu ada pihak luar. Kabag Umum tidak menyarankan karena kesannya kurang baik,” jelasnya.

Menurutnya, pembatasan jam kerja Perpustakaan UIN Walisongo akibat dampak dari kebijakan perkuliahan hybrid.
“Banyak juga yang menginginkan perpustakaan buka seperti biasanya yang menjadi dampak dari sistem hybrid,” tuturnya.
Iqbal menegaskan akan menindaklanjuti dengan membuat Google Form berisi kritik untuk pihak perpustakaan.
“Setelah ini kami akan membuat Google Form berisi kritik dan saran yang akan disalurkan kepada pihak terkait,” ujarnya.
Ia berharap kebijakan jam kunjungan perpustakaan kembali seperti semula.
“Harapannya agar dapat diberlakukan jam kunjungan seperti semula di perpustakaan,” harapnya.
Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Muhammad Atok Fardi Hasan menngaku kebijakan tersebut menghalangi akses pencarian referensi.
“Kebijakan ini menghambat penyelesaian tugas akhir khususnya untuk pencarian referensi dan pendalaman materi,” akunya.
Menurut Atok, UIN Walisongo seharusnya mempertimbangkan kembali kebijakan pembatasan jam perpustakaan.
“Harusnya dipertimbangkan lagi oleh pihak kampus, apalagi perpustakaan merupakan salah satu sumber untuk kami mahasiswa semester akhir mencari referensi,” katanya.
Sementara itu, Mahasiswa Prodi KPI lainya, Muhammad Muktasimbillah mengaku kesulitan mencari tempat untuk mengerjakan tugas.
“Sulit mencari tempat yang nyaman untuk mengerjakan tugas,” tuturnya.
Ia merasa menjadi semakin boros karena harus menambah pengeluaran ketika mengerjakan tugas di luar.
“Pastinya jadi menambah pengeluaran karena harus beli minum atau makanan,” tutupnya.
Reporter: Muhammad Giezka Arielta