• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, 31 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Ironi Kehidupan Buruh Perempuan di Negeri Orang

Jika sudah demikian, mengapa tidak kita hentikan saja pengiriman TKW ke luar negeri? Atau masih mau menunggu korban keganasan kapitalisme selanjutnya?

Agus Salim I by Agus Salim I
4 tahun ago
in Artikel
0
(Sumber Foto: www.voaindonesia.com)

Kehidupan perempuan dalam dunia buruh hampir selalu berujung pada penindasan. Kondisi ruang kerja dan kecilnya gaji yang diterima tidak sebanding dengan semangat mereka dalam melakukan pekerjaan. Tak ayal, gerakan perlawanan pun ramai-ramai mereka lakukan demi terciptanya sebuah keadilan.

Nahas, aksi yang mereka lakukan tidak berjalan mulus sesuai apa yang diperkirakan. Aparat keamanan yang seharusnya menjadi pelindung, justru menjadi bumerang bagi mereka. Serangan represif pun bertubi-tubi menyambut ratusan buruh perempuan yang sedang asyik menggelar demonstrasi. Hal inilah yang kemudian memicu serangkaian gerakan perempuan di tengah gelombang ekspansi ekonomi di berbagai belahan dunia.

Berbagai gerakan yang muncul tersebut ternyata menyisakan sebuah sejarah megah. Sebagian buruh imigran perempuan, tak terkecuali Indonesia terpaksa harus meregang nyawa akibat kerasnya jalan perekonomian suatu bangsa.

Awal tahun 2018 lalu, seorang buruh perempuan asal Nusa Tenggara Timur harus merelakan satu-satunya nyawa yang ia punya. Adelina Sau harus tewas setelah disiksa secara brutal oleh majikannya di Malaysia (Kompas.com, 10/2/18).

Adelia Sau bukanlah satu-satunya imigran perempuan Indonesia yang harus bernasib tragis di negeri orang. Data dari Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) menyuguhkan pemandangan yang amat mengerikan. Betapa tidak, 35 imigran asal Indonesia harus meninggal dalam periode Januari-Mei 2018. Mirisnya, 34 imigran tersebut tak bernyawa di tangan majikannya di Malaysia dan satunya di Afrika Selatan.

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Jika sudah demikian, mengapa tidak kita hentikan saja pengiriman TKW ke luar negeri? Atau masih mau menunggu korban keganasan kapitalisme selanjutnya?

Kapitalisme membunuh feminisme?

Kapitalisme itu tidak hanya menimbulkan ketidakadilan (khususnya dalam ranah ekonomi), tetapi sistem tersebut juga dapat merenggut hakikat kemanusiaan yang seharusnya dijaga satu sama lain. Begitulah kata Karl Max tentang kritiknya terhadap kapitalisme.

Adanya ketiadakadilan dalam sistem kapitalisme tersebut terjadi karena kapitalisme lebih mendewakan produksi yang memungkinkan laki-laki untuk berpartisipasi ke dalamnya. Sementara, perempuan sendiri direduksi menjadi kekuatan prokreasi.

Jika berkaca pada kasus di atas, agaknya benar apa yang dikatakan oleh Karl Max. Kaum pemilk modal mempunyai kuasa di atas segala dan bersikap semena-mena terhadap kaum buruh perempuan.

Bentuk kesewenangan itu terlihat ketika kaum pemilik modal secara tegas membangun sebuah segregasi terhadap buruh perempuan. Tak ayal, kesetaraan upah pun menjadi dalih kaum Borjuis (baca: pemilik modal) kala itu.

Memang, menjadi pemilik modal seperti halnya menjadi seorang penguasa. Ya, dengan uang yang berlimpah, mereka bisa melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Penindasan dan perampasan kebebasan adalah bukti nyata dari bentuk manipulasi uang. Tak jarang, mereka (baca: buruh) seringkali tiarap dan tak berani melawan kuasa kaum pemilik modal.

Jika sudah demikian, apakah kaum buruh harus selalu ditindas tanpa melakukan perlawanan?

Penulis: Agus Salim Irsyadullah

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: buruh perempuanhari buruhhari buruh internasional
Previous Post

Jadwal Registrasi Pendaftaran UM-PTKIN diundur, Catat Jadwalnya

Next Post

Berikan 6 Pertimbangan Ini, Agar Adik SMA Kalian Tak Salah Ambil Jurusan

Agus Salim I

Agus Salim I

Bukan penulis mapan

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Jurnalisme Data UIN Walisongo

Pentingnya Jurnalisme Data, Amcor UIN Walisongo Fasilitasi LPM untuk Ikut Pelatihan

31 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend