• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Selasa, 8 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menagih Tekad Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda, yang mengandung tiga pesan utama selayaknya harus terus kita jaga. Kalimat ikrar pemuda itu bukan hanya sebatas retorika indah yang digunakan orasi saat demonstrasi.

Ridho Alamsyah by Ridho Alamsyah
4 tahun ago
in Opini
0

Baca juga

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

Sumber foto: suara.com

Setiap 28 Oktober, kita memperingatinya sebagai hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia atas peran pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan. Peristiwa 93 tahun lalu itu, yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, merupakan upaya mempersatukan kekuatan bangsa Indonesia yang majemuk di tengah upaya kolonial Belanda dalam melakukan politik devide at impera (politik adu domba).

Upaya tersebut dirumuskan pada Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta) tepatnya di Gedung Oost-Java Bioscoop. Kongres ini berlangsung selama dua hari yaitu pada 27- 28 Oktober 1928. Dari kongres yang dipimpin oleh Mohammad Yamin tersebut menghasilkan rumusan ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar tersebut digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda lainnya.

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia,” begitu bunyi ikrar itu.

Menurut Azyumardi Azra, seperti dikutip oleh Asvi Warman Adam dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Sumpah itu mendasari jiwa perjuangan pemuda pra-kemerdekaan. Namun, bagaimana nasib ketiga sumpah itu menjadi sebuah tanda tanya besar.

Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia

Kalimat tersebut bermakna bahwa para pemuda dan pemudi di Indonesia akan memperjuangkan kemerdekaan bangsa hingga titik darah penghabisan. Kalimat ini memang menemukan konteksnya di masa itu untuk membakar semangat perjuangan melawan penjajahan.

Hari ini, timbul sebuah anggapan bahwa nasionalisme hanya sebagai upaya perlindungan negara yang hanya diwakilkan oleh segelintir elit: aparatur negara atau pejabat tinggi. Benar bahwa itu merupakan tugas formal mereka, namun bukan berarti masyarakat atau terkhusus kaum muda bebas dari kewajiban itu.

Sejak kemerdekaan, Indonesia selalu dihadapakan pada problem disintegrasi yang mengancam Indonesia sebagai satu bangsa. Mulai dari daerah-daerah yang menuntut kemerdekaan, hingga gerakkan yang mencita-citakan Indonesia menjadi negara Islam. Gerakan-gerakan tersebut terus hidup, dan parahnya banyak generasi muda yang dengan sadar atau tidak mendukung gerakan tersebut.

Hasil survei terbaru Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta misalnya, menunjukkan sebanyak 58,5 persen responden mahasiswa/siswa memiliki pandangan keagamaan pada opini yang radikal. Padahal, hampir setiap tahun, di kampus-kampus ketika penerimaan mahasiswa baru, orasi sumpah pemuda selalu bergema. Lalu kenapa, pemahaman radikalisme bisa setinggi itu?

Kita tahu bahwa, instansi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi adalah lumbung kaderisasi generasi muda yang akan menggantikan generasi tua. Jika hari ini banyak generasi muda yang memiliki pandangan nasionalisme rendah, akan bagaimana nasib Indonesia sebagai sebuah bangsa di masa depan.

Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kalimat tersebut bermakna bahwa pemuda dan pemudi Indonesia yang berasal dari suku, ras dan agama yang berbeda, tetapi tetap bersatu dalam satu bangsa, yaitu Indonesia.

Pada masa kini, tindakan rasis masih merebak di antara masyarakat Indonesia. Menurut Amiruddin Al-Rahab Komisioner Komnas HAM, munculnya kasus rasisme kerap digaungkan oleh para pelaku politik identitas. Banyak orang atau individu tertentu berpikir berada dalam ruang identitas yang tunggal. Akibatnya, jika ada identitas lain di luar identitasnya dianggap sesuatu yang asing. Atas hal tersebut, selalu muncul upaya untuk menunjukkan supremasi atas identitas yang lain. Padahal individu atau suatu kelompok tidak pernah berdiri secara tunggal.

Komnas HAM mencatat terdapat 101 pengaduan tentang dugaan pelanggaran ras dan etnis sepanjang tahun 2011 sampai 2018. Adapun pegaaduan tersebut paling banyak terjadi pada 2016 dengan jumlah sebanyak 38 kasus dan 34 kasus diantaranya terjadi di DKI Jakarta.

Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Lewat Sumpah Pemuda, bangsa kita telah mencetuskan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Hal ini dikukuhkan juga oleh UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi, Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Namun, seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia mengalami pergeseran seperti pencampuran bahasa asing dan pemakaian slang words atau yang lebih dikenal dengan bahasa gaul.

Sebab sebagian besar beranggapan apabila menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi akan terlihat lebih bermartabat. Padahal, persepsi itulah yang dapat menggeser atau melunturkan eksistensi bahasa Indonesia di negara sendiri.

Generasi penerus bangsa perlu melakukan berbagai upaya untuk menyelematkan eksistensi bahasa Indonesia. Penyelamatan bahasa Indonesia dapat melalui konservasi bahasa. Konservasi bahasa adalah upaya untuk memelihara dan melindungi eksistensi bahasa Indonesia melalui gerakan pelestarian penggunaan bahasa Indonesia secara tepat dan bijaksana. Melalui upaya tersebut, generasi penerus bangsa dapat mendudukkan kembali bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahaasaan yang berlaku.

Sumpah Pemuda, yang mengandung tiga pesan utama selayaknya harus terus kita jaga. Kalimat ikrar pemuda itu bukan hanya sebatas retorika indah yang digunakan orasi saat demonstrasi. Pengejawantahan dari itu semua adalah, memahaminya dalam pikiran, dan mengamalkannya dalam praktik.

 

Penulis: Ridho Alamsyah

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Ikrar pemudaMenagih tekad sumpah pemudaSumpah pemuda
Previous Post

Perkuat Moderasi Beragama, Mahasiswa UIN Walisongo Ajak Mahasiswa Sebagai Pionir

Next Post

Tingkatkan Kesadaran Terhadap Kesehatan, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Sosialisasi Cuci Tangan

Ridho Alamsyah

Ridho Alamsyah

Related Posts

giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob
Opini

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

by Redaksi SKM Amanat
7 Juli 2025
0

...

Read more
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025
Student Loan, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Pendidikan Mahasiswa, Biaya Kuliah Mahasiswa, KMI

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

29 April 2025
hari raya, kesenjangan sosial, fenomena kesenjangan sosial, momen hari raya, ketimpangan sosial

Luka di Balik Hari Raya

1 April 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Penulisan Ulang Sejarah, Sejarah Indonesia, Motif Penulisan Sejarah, Kontroversi Penulisan Sejarah, Badrul Munir Chair

Dosen Hermeneutika UIN Walisongo Duga Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Sarat akan Kepentingan

14 Juni 2025
UIN Walisongo, KKN MIT UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN Reguler, KKN 2025

KKN MIT dan Reguler UIN Walisongo Tahun 2025 Resmi Dibuka, Mahasiswa Keluhkan Informasi Mendadak

14 Juni 2025
giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

7 Juli 2025
Kasus Pembunuhan, Kasus Iwan Budi, Pembunuhan Anggota PNS, Iwan Budi, AJI Semarang

Hampir Genap Tiga Tahun, Kasus Pembunuhan Anggota PNS Iwan Budi Belum Ada Titik Terang

3 Juli 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend