Amanat.id– Setelah melalui proses yang panjang, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi, Reza Arinal Haq dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo pada wisuda S1 Ke-94 di Gedung Prof. TGK. Ismail Yaqub Kampus 3, Sabtu (2/11/2024).
Reza mengaku tidak menyangka bahwa ternyata dirinyalah yang akan terpilih sebagai wisudawan terbaik FISIP
“Tidak menyangka dan kaget, saat humas fakultas memberi informasi bahwa saya terpilih sebagai mahasiswa terbaik,” katanya.
Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,81, dirinya berhasil menyandang predikat Cumalude dengan skripsi yang berjudul “Tradisi Manganan (Studi Tentang Ritual Keagamaan dalam Bingkai Budaya Lokal Masyarakat Desa Pulutan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan’’.
Alasannya mengusung judul tersebut karena tradisi manganan yang sangat sering ia jumpai di tempat tinggalnya sebagai tradisi yang sulit ditinggalkan.
“Saya mengambil judul skripsi tersebut karena tradisi manganan rutin dilaksanakan di tempat tinggal saya hingga akhirnya menjadi tradisi yang sulit untuk ditinggalkan,” terangnya.
Sederhananya, sambung Reza, tradisi manganan merupakan tradisi syukuran masyarakat setempat yang dilakukan dengan makan bersama dalam rangka mensyukuri pemberian Tuhan.
“Manganan berasal dari kata mangan yang berarti makan. Manganan berupa syukuran yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan,’’ terangnya.
Reza juga mengaku bahwa dirinya sempat terlambat mengerjakan skripsi hingga akhirnya dapat selesai dalam waktu 3-4 bulan.
“Jujur saya dulu terlambat mengerjakan skripsi, tapi alhamdulillah skripsi saya bisa selesai dalam waktu tiga sampai empat bulan.
Dalam masa pengerjaan skripsinya tersebut, Reza mengaku bahwa dosen bukanlah kendala utamanya, melainkan menjadi jembatan baginya dalam menjalin relasi positif.
“Dosen bukan menjadi tantangan, justru jembatan kita untuk menyelesaikan skripsi. Bangun relasi positif dengan dosen pembimbing, maka dosen juga akan menghargai kita,” tambahnya.
Tidak hanya menjadi mahasiswa di kelas, selama berkuliah Reza juga aktif terlibat dalam beberapa organisasi hingga menjadi pembicara dalam kajian.
“Berbagai organisasi saya ikuti, seperti halnya HMJ, dan beberapa tugas untuk mengisi kajian,” imbuhnya.
Walau sempat kesulitan, berkat komitmennya menjadi kunci Reza untuk tetap bertahan.
“Saya mengalami banyak kesulitan, tapi saya punya komitmen agar tetap bisa aktif di kelas maupun organisasi,” ujarnya.
Reza juga berbagi tips kepada mahasiswa UIN Walisongo supaya tetap aktif di kelas dan organisasi sekaligus.
“Agar bisa aktif di organisasi dan tetap bisa mendapatkan nilai yang baik, salah-satunya adalah dengan aktif berdiskusi ketika di kelas,” jelasnya.
Terakhir, Reza berpesan kepada mahasiswa UIN Walisongo untuk jangan takut terlambat memulai sesuatu.
“jangan takut terlambat memulai sesuatu, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” ujarnya.
Reporter: Hudzaifah As-Sajjad
Editor: Nadia SA.