Amanat.id- Afna Shabina, Mahasiswi Ilmu Politik dengan judul skripsi “Dinamika Implementasi Kebijakan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau: Studi Kasus Kota Bekasi” menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Walisongo pada wisuda ke-92 di Auditorium II Kampus 3, Sabtu (8/6/2024).
Saat penelitian, ia menemukan ketidaksesuaian antara data dan fakta terkait ruang terbuka hijau di Kota Bekasi.
“Sebetulnya peraturan terkait ruang terbuka hijau sudah diatur oleh Peraturan Daerah (Perda), tapi fakta yang aku temui itu tidak sesuai Perda Kota Bekasi. Seharusnya kurang lebih ada 30 persen ruang terbuka hijau di Bekasi, tetapi nyatanya hanya ada 19-20 persen saja,” terangnya.
Baginya, ruang terbuka hijau adalah PR besar untuk jajaran pemerintah karena kondisi Kota Bekasi yang padat akan penduduk.
“Ini PR untuk Pemerintah Kota Bekasi dalam mewujudkan ruang terbuka hijau walaupun terkesan susah diwujudkan karena di Bekasi banyak pendatang luar kota. Jadi, permintaan akan perumahan itu juga meningkat, sehingga akan susah untuk mengimbangi antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan lingkungan itu sendiri,” sebutnya.
Selama berkuliah, Afna juga aktif di berbagai kegiatan non-akademik di UIN Walisongo.
“Aku cukup aktif di organisasi, seperti Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Politik, FISIP Sport Club, dan FISIP Ratoeh Jaro (FIRAJOE),” paparnya.
Afna bersama temannya memprakarsai terbentuknya FIRAJOE pada tahun 2020.
“Pendirinya itu saya dan M. Faris Balya, mantan Ketua DEMA UIN Walisongo, karena celetukan dari dia aku membuat FIRAJOE ini tahun 2020,” tuturnya.
Ia turut menuturkan asal mula terbentuknya FIRAJOE FISIP UIN Walisongo.
“Belum aktifnya UKM tari-tarian pada saat itu menjadi sebab aku mendirikan FIRAJOE. Selain itu, fakultas menuntut mahasiswanya untuk menari dan lain sebagainya. Lalu ada satu dua orang yang mengetahui aku bisa Tari Saman dan memungkinkan untuk tampil dan mengajari Saman,” ucapnya.
Dirinya mengaku, FIRAJOE sempat akan dijadikan UKM-U oleh UIN Walisongo. Namun, pada akhirnya tetap menjadi UKM Fakultas.
“FIRAJOE sempat akan diambil sama UIN, tapi karena memang asalnya dari FISIP jadi kita meminta untuk tetap berada di FISIP,” terangnya.
Mahasiswi dengan Indeks Pengetahuan Kumulatif (IPK) 3,89 itu pun turut memberikan cara mendapat IPK tinggi.
“Mahasiswa harus aktif dan banyak bertanya, lakukan komunikasi dua arah dengan dosen. Jadi, ketika kamu sudah dikenal ataupun terlihat oleh dosen di kelas, maka akan lebih mudah untuk mendapatkan nilai yang bagus,” katanya.
Reporter: Saskia R. N.