
Amanat.id – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo temui mahasiswa, setelah empat jam melakukan unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jateng, Selasa (24/09/2019).
Massa aksi sampaikan beberapa tuntutan terkait dengan RUU kontroversial, seperti menolak RUU KPK, RUU KUHP, RUU PAS, dan RUU Pertanahan.
Dengan didampingi pihak keamanan, pada pukul 11.57 Wib Ganjar Pranowo berjalan keluar dari gedung menemui massa aksi.
Ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di Semarang, menamakan diri sebagai Aliansi Semarang Raya mengiringi tepuk tangan ketika Ganjar menaiki mobil “pick up” yang digunakan sebagai mimbar untuk menyuarakan aspirasi oleh massa.
Selain itu salah satu orator aksi mengatakan akan menjamin keamanan Ganjar Pranowo ketika sedang menanggapi tuntutan yang dibawa oleh massa aksi.
“Kami jamin keamanan bapak Ganjar Pranowo,” tandasnya.
Sampai atas podium Ganjar langsung menyambut massa aksi dengan salam. Setelah itu Ganjar sempat menawarkan diadakan diskusi di dalam ruangan dengan perwakilan massa aksi.
“Sebelumnya ketika saya mendengar akan ada acara ini, sebenarnya di ruang dalam sudah saya siapkan untuk perwakilan mahasiswa yang menyampaikan dengan baik, ” katanya.
Ganjar juga berjanji tuntutan yang telah disampaikan nantinya akan dibawa ke Pemerintah Pusat di Jakarta.
“Tuntutan yang disampaikan kepada kami, sebagai gubernur dan wakil pemerintah pusat di daerah akan saya sampaikan ke Jakarta,” jelas Ganjar.
Namun Cornel Gea koordinator aksi menolak tawaran dari Gubernur Jateng tersebut. Ia hanya meminta kepada Ganjar untuk menandatangani surat tuntutan.
“Kami tidak akan masuk ke ruangan, kami akan membacakan rilis tuntutan yang telah kami buat bersama, untuk kemudian bapak tanda tangani,” tolak Cornel seraya melanjutkan membacakan tuntutan.
Setelah selesai tuntutan di bacakan, tanpa lama Ganjar kemudian menandatangani tuntutan yang dibawa oleh massa aksi.
Berdasarkan pantauan Amanat.id saat prosesi Ganjar akan menandatangani, suasana sempat tegang, sebab kertas tuntutan yang disodorkan belum ada materai dan banyak coretan. Akhirnya kertas tuntutan diganti yang baru dan bermaterai.
“Nah ini terlalu banyak prosedur, cari yang bagus saja, saya taken sekarang,” kata Ganjar sambil nada menghentak keras.
Meskipun surat sudah ditandatangani Ganjar, massa aksi tidak lantas puas. Lantas massa aksi meminta dari pihak DPRD dan Kapolda untuk ikut serta menandatangani surat tuntutan.
Reporter: Iqbal Shukri