By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Reading: Menilik Gaya Hidup Mahasiswa Proletar vs Mahasiswa Borjuis
Share
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
  • Blog
  • My Bookmarks
  • Customize Interests
  • Contact
  • Join Us
  • Member Login
  • News Home 2
  • News Home 3
  • Home News
  • News Home 4
  • News Home 5
Have an existing account? Sign In
Follow US
Ilustrasi gaya hidup mahasiswa
ArtikelLifestyle

Menilik Gaya Hidup Mahasiswa Proletar vs Mahasiswa Borjuis

Last updated: 30 Juni 2019 10:01 pm
Agus Salim I
Published: 24 Juni 2019
Share
SHARE
Ilustrasi gaya hidup mahasiswa

Dalam pandangan masyarakat, gaya hidup kaum mahasiswa seringkali dipandang mempunyai kehidupan yang mewah. Selain itu, letak geografi sebuah Universitas yang berada di perkotaan juga menambah kesan kehidupan yang lebih gemerlap.

Namun, tidak semua kelompok mahasiswa memiliki gaya hidup yang sama.  Ada yang senang bermewah-mewah, ada pula yang hidup secara sederhana. Tak ayal, julukan sebagai kaum Proletar dan Borjuis pun seringkali menyeruak.

Dalam definisi Karl Max, kaum Proletar dianggap sebagai kelas kedua dalam stratifikasi sosial dan digunakan untuk mendefinisikan kelas sosial rendah. Mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan kelas Borjuis adalah sebuah kelas sosial yang menjadi bagian dari kelas menengah ke atas dan mendapatkan kekuatan ekonomi.

Di UIN Walisongo sendiri, dualisme antara mahasiswa Proletar dan Borjuis semakin kentara dalam kehidupan luar kampus.

Misalnya saja, dari segi tempat tinggal sementara; kos, mahasiswa Proletar lebih memilih hidup dengan biaya sewa yang lebih murah. Ini dilakukan semata-mata untuk mengurangi beban orang tua. Sebab, tanggungan mereka hanyalah belajar, belajar dan terus belajar.

Bandingkan dengan kos-kosan mahasiswa Borjuis yang memiliki fasilitas memadai, bahkan kebutuhan tersier pun tersedia dalam kosnya. Faktor keamanan dan kenyamanan menjadi kriteria tersendiri bagi mereka.

Selain itu, tempat nongkrong juga tak luput dari perhatian penulis. Mahasiswa Borjuis lebih senang nongkrong di tempat-tempat tertentu. Meski dengan tagihan yang terbilang mewah, senyum pepsodent pun senantiasa terpancar dari wajah mereka. Ditambah lagi, menjamurnya café mewah di sekitar kota Semarang menambah panjang deretan tempat nongkrong mahasiswa.

Lain halnya dengan mahasiswa Proletar yang senang nongkrong di tempat murah dengan harga murah plus wifi gratis. Bagi mereka, itu merupakan hal yang lumrah di kalangan mahasiswa Proletar.

Akan tetapi, tidak semua kalangan Proletar dan Borjuis mempunyai kriteria semacam itu.

Merujuk pada pandangan Pierre Bourdieu mengenai kapital, mahasiswa Borjuis memiliki kapital ekonomi, kapital simbolik dan kapital sosial yang kuat, namun belum memiliki kapital budaya yang kuat pula berkaitan dengan akumulasi intelektualitas. Sedangkan mahasiswa Proletar memiliki kapital budaya yang begitu kuat.

Meskipun kedua kaum tersebut terlihat berbeda kelas sosialnya, bukan berarti harus terjadi perbedaan relasi antar keduanya.

Penulis: Agus Salim

Penghapusan Kata “Kafir”, Menyalahkan Diksi Alquran kah?
Wanita: Apa dan Bagaimana?
WR 3 UIN Walisongo Imbau Aktivis Mahasiswa Lulus di Bawah Semester 8
Tanggapan Koordinator Bagian Perencanaan dan Keuangan Terkait Molornya Refund UKT 50%
Mahasiswa UIN Walisongo Jadi Korban Begal Hingga Alami Luka Bacok di Lengan Kirinya
TAGGED:gaya hidup mahasiswamahasiswa borjuismahasiswa proletarmahasiswa uin walisongo
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
Sosok

Ahmad Munji, Alumni UIN Walisongo yang Kini Jadi Ketua Tanfidziyah PCINU Turki

Redaksi SKM Amanat
24 Juli 2018
Gagal Dapat Beasiswa dan Terkendala UKT Tak Halangi Arifah Jadi Wisudawan Terbaik FST
Problem TOEFL-IMKA yang Tak Kunjung Selesai
Manusia yang Kehilangan Jati Dirinya
7 Tips Tetap Bugar Kuliah Setelah Liburan
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics

Categories

  • Varia Kampus
  • UIN Walisongo
  • Artikel
  • Sosok
  • Akademik
  • Puisi
  • Regional
  • Nasional
  • Wisuda
  • Sastra

About US

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?