Mereka merengek
Air matanya bercucuran di tiap-tiap wajah
Bahkan katanya kita kehabisan tisu
Dan saking ramainya yang melayat
Aku sampai tak bisa melihat wajah jenazah
Mereka mengerumuninya
Aku hanya ingin tahu
Siapa di antara kita yang mati
Hingga ketika malam tiba
Mereka yang sudah lelah menangis pasti akan pulang
Lapar dan haus pasti lebih menyakitkan di malam ini daripada duka
Kutengok kanan kiri
Hanya aku sedari tadi yang manusia
Aku tak mungkin salah lihat
Para pelayat itu hanya segerombolan domba
Sampai tiba waktunya aku tahu siapa di antara kita yang mati
Dia adalah seekor serigala
Semarang, di kos yang kacau
Imamul M. (Lurah Kampoeng Sastra Soeket Teki 2024)