Skmamanat.com – KH Sirojan Muniro menyampaikan tausiyahnya dalam acara Dzikir Akbar memperingati Dies Natalis ke-48 UIN Walisongo, Sabtu (7/4/2018).
Bertempat di Auditorium II Kampus III, kyai yang berasal dari Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut menyampaikan mauizah khazanah mengenai sisi kebaikan dari hewan Anjing.
Dalam tausiyahnya, ia menyampaikan ada beberapa sisi kebaikan dari hewan anjing. Diantaranya yaitu anjing tidak memiliki perut yang buncit, tidurnya sedikit, meninggal tidak membawa warisan serta tidak melupakan yang memberi makan. Mempraktikan sabda Nabi Muhammad, “jika lapar makanlah, dan berhentilah makan sebelum kenyang”, kemudian tidak tidur kecuali sedikit, kita memang membutuhkan tidur tetapi tidak sampai melupakan kewajiban untuk beribadah.
Dijelaskan, anjing itu meskipun beberapa kali diusir akan balik lagi, hikmahnya meskipun kita gagal beberapa kali kita tetap istiqomah, berusaha terus menerus. Anjing meninggal tidak membawa warisan, maknanya sederhanalah dalam menjalani kehidupan. hewan tersebut juga bisa tinggal dimanapun berada, pelajaran bagi kita adalah tidak mengeluhkan keadaan tempat dimanapun berada, tapi selalu beribadah tanpa mengeluh.
“Tidak melupakan yang memberi makan berarti disetiap saat kita selalu mengingat yang memberi kita kehidupan yaitu Allah SWT,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menambahkan hewan yang najis seperti anjng tidak selamanya hina. Tetapi juga memiliki sisi kebaikan yang perlu di ketahui. Demikian pula sebaik-baiknya orang pasti memiliki sisi buruk. Anjing tidak memiliki sifat dengki ketika dipercikan debu, maka ketika kita didzolimi jangan dengki dan marah kepada orang yang mendzolimi, jangan kalah dengan anjing.
Dikatakan juga, anjing ketika tempat tinggalnya di siram air akan berpindah tempat, itu mengajarkan agar kita berani berhijrah untuk yang lebih baik. Apalagi, anjing tidak melupakan orang yang memeliharanya, sudah seharusnya ketika kita sudah dibaiat oleh guru, kita tidak melupakan guru kita.
“Benda yang terkena najis anjing , masih bisa disucikan. Namun jika najis di hati manusia sukar disucikan.,” tuturnya.
Sirojan Muniro berharap di usia UIN Walisongo yang dewasa ini, mahasiswa dapat mengambil hikmah dari sisi kebaikan hewan anjing itu sendiri.
“Semoga mahasiswa dapat meneladani sisi-sisi kebaikan hewan anjing,” tegasnya.