• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Rabu, 21 Mei 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?

Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto menimbulkan kontroversi karena rekam jejaknya selama memimpin Indonesia

Hikam Abdillah by Hikam Abdillah
4 minggu ago
in Artikel
0

Baca juga

Realitas Semu Emosi Pria

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

Rumah Ibadah adalah Milik Tuhan dan Hamba-Nya

Gelar Pahlawan, Gelar Pahlawan Soeharto, Kontroversi Gelar Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional, Soeharto
Ilustrasi Soeharto, (Pixabay).

Menjelang datangnya bulan November yang identik dengan Hari Pahlawan, pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada beberapa tokoh. Pada tahun 2025, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) dengan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), telah mengusulkan 10 nama untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Salah satu nama di antara daftar tersebut adalah Presiden ke-2 Republik Indonesia, yaitu Jenderal Besar TNI (Purn.) H.M. Soeharto. Namun, permintaan tersebut dinilai kontroversi, pasalnya Presiden Soeharto memiliki catatan kelam semasa kepemimpinannya.

Sebenarnya, pengusulan Soeharto sebagai pahlawan nasional sudah berlangsung lama. Wacana ini sudah muncul ketika Prolegnas Partai Golkar di Bali pada tahun 2016 silam. Pertentangan selalu mengiringi rencana pengusulannya. Namun, agenda ini kembali muncul kepermukaan ketika TAP MPR XI/1998 dicabut pada akhir September 2024 lalu.

Sebelumnya, keberadaan TAP MPR XI/1998 menjadi penghalang besar dari rencana pengusulan nama Soeharto menjadi pahlawan nasional. Hal ini didasari oleh isi dari ketetapan MPR tersebut. Didalamnya mengamanatkan pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) secara tegas dan menyeluruh, termasuk Presiden Soeharto beserta orang-orangnya. Dengan dicabutnya TAP MPR tersebut, nama Soeharto secara tidak langsung dipulihkan dari cap sebagai pemimpin korup.

Fakta dan kontroversi

Fakta sejarah kelam Soeharto yang terlibat dalam “pembersihan” orang berhaluan komunis. Ia disorot atas peristiwa kelam berupa kekerasan dan pembunuhan masal kepada mereka yang dicurigai atau terafiliasi dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Soeharto juga menjadi pemicu terjadinya peristiwa krisis moneter tahun 1998. Katalisatornya adalah adanya kebijakan Pakto 88 yang di setujui Soeharto. Alasan dibalik adanya kebijakan ini adalah untuk memulihkan perekonomian yang sempat melambat akibat penurunan migas.

Pemerintah mengambil langkah dengan menurunkan batas modal untuk mendirikan bank. Ketika itu pemilik usaha yang ingin membuka bank diharuskan memiliki modal awal sebesar Rp 10 miliar. Namun, disaat para pemodal asing banyak menarik modal dari pasar Asean, banyak pengusaha properti gagal bayar dan terjadi kredit macet. Pada akhinya, beberapa bank harus ditutup dan sisanya menerima dana likuiditas dari negara.

Meski begitu, Soeharto juga memiliki peranan besar dalam membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di militer, Soeharto tergabung dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Di mana dalam peristiwa tersebut, pihak militer Indonesia dapat mengambil alih Kota Yoyakarta dari pijakan kolonial Belanda. Setelahnya, karir militer Soeharto naik pangkat menjadi Mandala dalam Operasi Pembebasan Irian Barat.

Perlu diakui, Soeharto memang memiliki peranan besar dan berkontribusi tinggi pada perjuangan juga pertahanan kemerdekaan bangsa. Namun, untuk menjadi pahlawan nasional diperlukan juga beberapa syarat yang harus dipenuhi. Persyaratan ini tercantum dalam peraturan UU No. 20 Tahun 2009. Di dalamnya memuat beberapa persyaratan umum, seperti:

  1. WNI atau seorang yang memperjuangkan wilayah NKRI.
  2. Memiliki integritas moral dan keteladanan.
  3. Berjasa terhadap bangsa dan negara.
  4. Berkelakuan baik.
  5. Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara.
  6. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang diancamkan pidana penjara paling singkat 5 tahun.

Menurut Pakar Hukum Tata Negara, Bayu Dwi Anggono menilai Soeharto tidak dapat memenuhi persyaratan mengenai integrasi moral dan keteladanan serta juga ketentuan untuk berkelakuan baik.

Perlu adanya gelar khusus

Seandainya Soeharto mendapatkan gelar pahlawan nasional, maka dapat menimbulkan kontradiksi hukum. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa orang yang memiliki catatan kejatan HAM dan represi terhadap kebebasan pers diberi gelar pahlawan nasional.

Kasus seperti ini tidak hanya dialami oleh Soeharto, tokoh seperti Syafrudin Prawiranegara misalnya. Ia telah dicap sebagai tokoh ektrim karena melakukan pemberontakan melalui Pergerakan Pemerintah Revolusioner Republik Rakyat Indonesia (PRRI) tahun 1958. Namun, di lain sisi ia juga seorang tokoh dengan peran besar dalam memimpin pemerintahan darurat selama Agresi Militer Belanda.

Sejarawan Universitas Gadjah Mada, Agus Suwignyo menyarankan perlu adanya gelar khusus. Hal ini dapat mempermudahkan dalam memberikan gelar dengan catatan dan konteks tertentu.

Penulis: Hikam Abdillah

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: gelar pahlawan nasionalgelar pahlawan soehartokontroversi gelar soehartopahlawan nasionalsoeharto
Previous Post

Mahasiswa Bergerak, Militer Menembak

Next Post

Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Resmi Launching, Bawa Misi Keislaman

Hikam Abdillah

Hikam Abdillah

Related Posts

Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender
Artikel

Realitas Semu Emosi Pria

by Redaksi SKM Amanat
13 Mei 2025
0

...

Read more
Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

5 Mei 2025
Rumah Ibadah, Aturan Pendirian Rumah Ibadah, Intoleransi Agama, Fenomena Intoleransi di Indonesia, Pelanggaran Kebebasan Beragama

Rumah Ibadah adalah Milik Tuhan dan Hamba-Nya

3 April 2025
lebaran, tradisi lebaran, tradisi unik lebaran, tradisi menyambut lebaran, tradisi menarik lebaran

Ragam Tradisi Menarik dalam Menyambut Lebaran di Berbagai Negara

30 Maret 2025
thr, tunjangan hari raya, asal-usul thr, budaya thr, tradisi lebaran

Wajib Tahu, Inilah Asal Usul Tradisi THR

29 Maret 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Gelar Pahlawan, Gelar Pahlawan Soeharto, Kontroversi Gelar Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional, Soeharto

Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?

22 April 2025
dema febi, dema febi uin walisongo, larangan masuk kampus, satpam kampus, uin walisongo

Sempat Dilarang Masuk Kampus oleh Satpam, DEMA FEBI; Kami hanya Lakukan Pemotretan

9 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025
hmj kpi, talkshow kepenulisan, tips menulis, agus mulyadi, kpi uin walisongo, uin walisongo

HMJ KPI Hadirkan Agus Mulyadi, Tekankan Pentingnya Menulis bagi Generasi Muda

8 Mei 2025
Load More

Trending News

  • Aksi Diam, Aksi Diam UIN Walisongo, Perpustakaan UIN Walisongo, Aksi Diam Perpustakaan, Perkuliahan Hybrid UIN Walisongo

    Beberapa Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Aksi Diam Tuntut Kembalikan Jam Normal Perpustakaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca dan Menelaah Falsafah Mandor Klungsu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend