• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Rabu, 15 Oktober 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Penulisan ulang sejarah Indonesia kembali menjadi sorotan setelah pernyataan kontroversi Menteri Kebudayaan, Fadli Zon tentang pemerkosaan massal 1998

by Redaksi SKM Amanat
4 bulan ago
in Nasional, Artikel
0
ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon
Potret pemakaman atau peringatan kematian Ita Martadinata Haryono (BBC.com)

Dalam proyek ambisius Kementerian Kebudayaan untuk menulis ulang yang sejarah Indonesia, muncul pernyataan kontroversi dari Menteri Fadli Zon yang mengatakan bahwa pemerkosaan massal 1998 sebagai sebuah rumor semata dan tidak memiliki bukti kuat.

Pernyataan tersebut langsung menuai kritik dari berbagai kalangan. Terutama para aktivis perempuan yang pernah menyaksikan langsung bagaimana peristiwa pemerkosaan massal terjadi pada Mei 1998 silam. Beberapa bukti dipaparkan untuk membalas klaim Menteri Kebudayaan, Fadli Zon yang dinilai telah menyalahi fakta sejarah.

Ironisnya dengan banyaknya bukti dan saksi yang yang telah diberikan, dirasa tidak mencukupi untuk dijadikan fakta adanya sebuah peristiwa yang mengenaskan pada tahun 1998. Adanya penolakan sejarah oleh Fadli Zon mengingatkan pada sebuah fenomena yang disebut dengan denial culture. Di mana adanya penyangkalan terhadap bukti atau fakta yang tidak sesuai dengan kepentingan individu atau kelompok dalam konteks sosial, politik, maupun sains.

Satu di antara para aktivis perempuan yang menentang keras ucapan Fadli Zon adalah Ita Fatia Nadia selaku sosok yang pernah mendampingi langsung para korban. Seperti saat diwawancarai oleh BBC News Indonesia, Ita bercerita pengalamannya ketika menjabat sebagai direktur yayasan Kalyanamitra selaku lembaga pemerhati isu perempuan. Saat itu, Ita begitu sering menerima pengaduan adanya kasus pemerkosaan. Bahkan, korban termuda yang melapor diketahui masih berumur 11 tahun dan meninggal dipelukannya akibat sebuah botol yang dimasukkan ke alat reproduksinya hingga pecah.

Selain itu, kasus kekerasan seksual lain juga menimpa dua mahasiswi Trisakti yang dipaksa masuk ke dalam mobil oleh empat orang pria saat menunggu bus di sekitar Jembatan Slipi, Jakarta Barat. Di dalam mobil mereka dilecehkan, bahkan salah satu pria memotong payudara mahasiswi tersebut.

Baca juga

Nizar Ali Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Tegaskan Tidak Tahu Aliran Dana dan Jual Beli Kuota

Raja Jawa

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

Berdasarkan laporan akhir Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), jumlah korban kekerasan seksual mencapai angka 168 dan 85 kasus di antaranya telah diverifikasi. Rincian korban yang telah diverifikasi terdapat 52 orang korban perkosaan, 14 orang korban perkosaan dengan penganiayaan, 10 orang korban penyerangan/penganiayaan seksual, dan 9 orang korban pelecehan seksual. TGPF juga menemukan fakta bahwa rata-rata kasus pemerkosaan berupa gang rape, yaitu kondisi korban diperkosa secara bergantian oleh beberapa orang dalam satu waktu.

Korban peristiwa pemerkosaan massal Mei 1998, 90%-nya berasal dari perempuan etnis Tionghoa. Mereka diburu karena didasari rasa iri dan benci. Sentimen hadir akibat jarak ketimpangan sosial antara etnis Tionghoa dengan etnis pribumi. Memicu kekerasan, penjarahan dan tindakan tidak manusiawi yang dianggap mereka sebagai ekspresi kekecewaan.

Ita Martadinata, Saksi yang Dibungkam dengan Kematian

Ingatan mengenai kasus kekerasan seksual Mei 98 tidak bisa dipisahkan dari kisah Ita Martadinata Haryono. Seorang gadis keturunan Tionghoa yang menjadi aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) sejak belia. Ita Martadinata merupakan sosok yang berani mengajukan diri bersama ibunya, Wiwin Haryono untuk memberi kesaksian tentang pemerkosaan masif terhadap orang-orang Tionghoa Indonesia selama kerusuhaan Mei 1998.

Ita Martadinata juga termasuk korban pemerkosaan saat itu, tetapi dia bangkit dan melawan traumanya. Keberaniannya itu menumbuhkan harapan baru bagi bangsa Indonesia terutama para korban kekerasan seksual. Ia dijadwalkan akan bersaksi kepada dunia dalam forum PBB atas apa yang menimpanya dan para korban kekerasan.

Namun, beberapa hari sebelum keberangkatanya ke Amerika, Ita Martadinata lebih dulu ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri pada tanggal 9 Oktober 1998. Terdapat luka tebasan di lehernya, beberapa tusukan ditemukan di bagian tubuh seperti pada perut, dada, dan ulu hati, sedangkan tangannya memegang kabel.

Di hari kematiannya, beberapa anggota kepolisian dan anjing pelacak dikerahkan untuk melakukan penyelidikan. Hasil otopsi menyatakan Ita Martadinata sebagai pengguna obat-obatan terlarang. Bahkan, ia dituduh sebagai pekerja seks dengan temuan bekas luka pada bagian vital. Tuduhan-tuduhan tersebut langsung ditepis sang ibu yang menduga pembunuhan anaknya disebabkan keikutsertaannya dalam Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TRuK).

Pada akhirnya di hari yang sama dengan kematiannya, pihak kepolisian menggelar konferensi pers. Kasus pembunuhan Ita Martadinata dinyatakan murni sebuah tindakan kriminal dengan tersangka tetangga korban sendiri, yaitu Suryadi. Di hadapan wartawan Suryadi mengaku membunuh Ita karena ketahuan saat hendak mencuri.

Ariel Heryanto dalam “Rape, Race, and Reporting” yang termuat dalam Reformasi: Crisis and Change in Indonesia menyatakan bahwa pembunuhan tersebut sengaja direncanakan dan mengandung unsur politik. Serangan itu merupakan balasan atas kampanye anti-pemerkosaan yang diserukan Ita Martadinata dan upaya pencegahan kesaksian di forum internasional.

Kabar kematian Ita Martadinata menjadi mimpi buruk bagi para korban kekerasan seksual. Mereka semakin menutup diri dan sebagian memilih pergi ke luar negeri untuk melanjutkan hidup yang dianggapnya lebih tenang. Bahkan setiap diminta memberi kesaksian, baik para korban maupun keluarganya selalu mempertanyakan jaminan keselamatan dengan alasan takut dibunuh. Hal tersebut akhirnya menjadi akar terhambatnya penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual massal 1998.

Hingga saat ini tidak diketahui siapa sebenarnya para pelaku tersebut. Namun, berdasarkan temuan Komnas Perempuan, pelaku kekerasan seksual di antaranya merupakan oknum aparat hukum dan pejabat publik.

Penulis: Nijam Alfatul Khasna
Editor: Hikam Abdillah

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: fadli zonita martadinatapemerkosaan massal 1998penulisan ulang sejarah indonesiatragedi 1998
Previous Post

Minimnya Sensitivitas Jadi Alasan Buruknya Komunikasi Pemerintah Menurut Dosen Kebijakan Publik UIN Walisongo

Next Post

Hampir Genap Tiga Tahun, Kasus Pembunuhan Anggota PNS Iwan Budi Belum Ada Titik Terang

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

Nizar Ali, Kasus Korupsi Haji, Korupsi Kuota Haji, Rektor UIN Walisongo, UIN Walisongo
Nasional

Nizar Ali Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Tegaskan Tidak Tahu Aliran Dana dan Jual Beli Kuota

by Rizki Gojali
17 September 2025
0

...

Read moreDetails
Raja Jawa, Makna Raja Jawa, Joko Widodo, Sejarah Raja Jawa, Istilah Raja Jawa

Raja Jawa

7 September 2025
giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

7 Juli 2025
Dosen Kebijakan Publik, Dosen UIN Walisongo, UIN Walisongo, Komunikasi Buruk, Pemerintahan Prabowo

Minimnya Sensitivitas Jadi Alasan Buruknya Komunikasi Pemerintah Menurut Dosen Kebijakan Publik UIN Walisongo

24 Juni 2025
Pendidikan Barak Militer, Kontroversi Pendidikan Barak, KDM, Guru Besar UIN Walisongo, Raharjo

Tuai Pro Kontra, Guru Besar Pendidikan UIN Walisongo Tanggapi Program Pendidikan Barak Militer KDM

21 Juni 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
layanan shuttle, shuttle uin walisongo, shuttle kampus, shuttle, uin walisongo

Belum Miliki Rute dan Waktu yang Jelas, Beberapa Mahasiswa Keluhkan Layanan Shuttle UIN Walisongo

12 Oktober 2025
SKM Amanat, Cakruma SKM Amanat, Oprec SKM Amanat, Workshop Jurnalistik, Workshop 2025

Selamat Datang Punggawa Baru! SKM Amanat Loloskan 32 Cakruma yang Berhak Ikuti Workshop 2025

11 Oktober 2025
UKM UIN Walisongo, UKM-U, Kendala Peminjaman Kelas, Layanan UIN Walisongo, UIN Walisongo

Beberapa UKM UIN Walisongo Keluhkan Sulitnya Akses Tempat Kegiatan karena Kendala Administrasi-Adanya Tarif Peminjaman

7 Oktober 2025
UKK Tax Center, UKK UIN Walisongo, Seminar Festival Pajak, Seminar Pajak, UIN Walisongo

UKK Tax Center UIN Walisongo Gelar Seminar Nasional, Tekankan Pentingnya Melek Pajak

29 September 2025
Load More

Trending News

  • BSI Kembali Buka Dua Program Beasiswa, Simak Waktu dan Persyaratannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nizar Ali Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Tegaskan Tidak Tahu Aliran Dana dan Jual Beli Kuota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beberapa UKM UIN Walisongo Keluhkan Sulitnya Akses Tempat Kegiatan karena Kendala Administrasi-Adanya Tarif Peminjaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di UIN Walisongo, Pembentukan Satgas PPKS Masih Mandek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Datang Punggawa Baru! SKM Amanat Loloskan 32 Cakruma yang Berhak Ikuti Workshop 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend