![]() |
Orasi Menteri Ketenagakerjaan: Muhammad Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagaankerjaan saat berorasi pada Sidang Senat Terbuka bertepatan acara Dies Natalis ke-47 UIN Walisongo Semarang, Kamis (7/4). |
Skmamanat.com – “Ketidaksesuaian kompetensi sarjana dengan profesi yang digelutinya, menjadi masalah pendidikan yang semakin larut. Saat ini 37,76% sarjana Indonesia belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan gelar yang didapat,” kata Muhammad Hanif Dhakiri, dalam Sidang Senat Terbuka bertepatan acara Dies-Natalis UIN Walisongo ke-47 di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo Semarang, Kamis (6/4).
Menurut Hanif, tidak sedikit sarjana yang menggeluti profesi layaknya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal itu terjadi karena proses pendidikan yang belum selaras dengan permintaan pasar kerja.
“Lapangan pekerjaan tidak hanya membutuhkan sarjana yang pandai pada pengetahuan, mereka membutuhkan pula sarjana yang pandai dalam bersosial,” ungkap Hanif yang kini menjabat Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Menaker RI).
Keseimbangan dari kepandaian pengetahuan dan sosial tersebut, akan membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang selalu berinovasi. Kireteria sarjana seperti itulah yang memiliki nilai tawar pada pasar kerja. Selain hal itu, diperlukan unsur pendidikan agama untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik dan tidak radikal.
“Pendidikan agama itu penting, karena pendidikan agama selalu sesuai dengan perkembangan zaman,” ungkap Hanif.
Alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo tahun 1996 tersebut, mengatakan, di usia UIN Walisongo ke-47, harapannya UIN Walisongo terus berkembang menjadi universitas yang relevan, kompetitif, kuat dan selalu berkontribusi untuk Bangsa dan Negara.
Reporter : Wiwid Saktia N.
Editor : Fajar Bahruddin A.