
Amanat.id- Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat berkolaborasi dengan Gusdurian Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar Forum Demokrasi bertema “Penguasa dan Basa-basi Demokrasi” di Kopi Nuri Semarang, Sabtu (10/2/2024).
Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo, Siti Rofi’ah memberikan pendapatnya terkait demokrasi di Indonesia.
Menurut Siti, Indonesia cenderung menggunakan demokrasi liberal.
“Jika diperhatikan, demokrasi di Indonesia cenderung menggunakan demokrasi liberal. Di mana orang masih melihat bahwa yang menang itu adalah yang paling banyak,” ucapnya.
Ia menambahkan, hal tersebut membuat masyarakat memilih calon pemimpin tanpa melihat visi, misi, dan track record.
“Pada akhirnya kita memilih calon seperti memilih kucing di dalam karung karena tidak mengetahui visi, misi, dan track record-nya,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia masih berputar pada kebutuhan dasar, sehingga terkelabui dengan kemasan visual yang provokatif.
“Masyarakat Indonesia masih berputar pada kebutuhan dasar, sehingga banyak dari kita yang dikelabui oleh kemasan-kemasan visual yang provokatif,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia berpendapat jika mencari sistem yang terbaik dari yang terburuk, maka demokrasi masih cocok untuk diterapkan di Indonesia.
“Jika kita mencari sistem yang terbaik dari yang terburuk maka sistem demokrasi masih menjadi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia,” lanjutnya.
Terakhir, ia menegaskan bahwa berdemokrasi adalah belajar yang berkelanjutan. Siti pun berharap ke depannya kualitas demokrasi Indonesia semakin membaik.
“Berdemokrasi adalah belajar yang tidak ada habisnya, sehingga seterusnya diharapkan kualitas demokrasi semakin membaik,” pungkasnya.
Reporter: Daffa Rizky Fadillah Akmal
Editor: Revina