
Amanat.id– Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo gelar kuliah umum sekalgus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) di ruang Teater lantai 4 gedung Rektorat Kampus 3, Kamis (27/10/2022).
Ketua KPU RI, Hasyim Asyari menyatakan bahwa UIN Walisongo merupakan, UIN keempat yang sudah mengadakan penandatanganan MoU bersama KPU.
“UIN Walisongo merupakan UIN keempat yang sudah dihadiri KPU untuk melakukan tanda tangan MoU, setelah UIN (red. Sunan Kalijaga) Yogya, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”, ucapnya.
Pemilu di Indonesia Jadi Sorotan Dunia
Setelah menandatangani MoU, Hasyim melanjutkan dengan kuliah umum yang menjelaskan bahwa kini, sistem pemilihan umum (pemilu) Indonesia menjadi pusat perhatian dunia.
“Sementara di Indonesia pada pemilihan presiden tahun 2019 itu ada dua pasangan calon dan pertarungannya yang sangat sengit, tetapi bagian akhir pada kompetisi pemilihan presiden dimenangkan oleh Bapak Jokowi dan besedia membuka diri merangkul Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno dalam kandidat pemerinatahan”, terangnya.
Menurut Hasyim, fenomena ini berbeda dengan sistem kepartaian pada umumnya yang terdiri dari the winner (pemenang) dan the loser (kalah).
“Di Amerika, presiden menjabat selama empat tahun. Yang kalah boleh mengkritik, tetapi tidak dapat ikut campur selama empat tahun dan harus menunggu empat tahun berikutnya. Akan tetapi, di Indonesia tidak demikian. Tanpa menunggu lima tahun berikutnya, yang kalah juga masuk dalam pemerintahan,” tambahnya.
Pada akhir acara, Hasyim merencanakan akan diadakan kerja sama antara KPU dengan kampus dan mahasiswa.
“Untuk pemilu ke depannya, akan ada kerja sama KPU dengan kampus-kampus. Di antara yang kami harapkan, mahasiswa bukan hanya menjadi pemantau, tetapi juga petugas KPPS. Jadi, nanti mahasiswa dikirim ke daerahnya masing-masing dan bertugas di kampung halamannya,” ucapnya.
Salah satu peserta acara, Nurul Alfiana sangat senang mengikuti acara ini dan mengetahui hal baru dalam sistem politik demokrasi.
“Kesannya bagus sih, seneng bisa ikut dan dapet ilmu banyak mengenai sistem politik demokrasi di Indonesia,” ujarnya.
Reporter: Muzayyanatussalamah
Editor: Rizkyana M.