Amanat.id- Budiman Prasetyo, mahasiswa Pendidikan Kimia menjadi wisudawan terbaik ke dua Fakultas Sain dan Teknologi (FST) dengan capaian Indeks Perstasi Komulatif (IPK) 3,92 sama dengan wisudawan terbaik pertama FST, Rabu (20/11/2019).
Bagi mahasiswa asal Tanggerang tersebut, prestasi yang membanggakan ini ternyata bukan yang pertama kalinya.
Meski namanya tak dipanggil saat posesi wisuda, namun segudang prestasi pernah ia raih selama menjadi mahasiswa UIN Walisongo, mulai dari juara 2 Komik Jepang Jabodetabek Harumatsuri Jakarta, Juara 1 Desain Grafis tingkat Nasional (FSLDKN Riau), presentator karya tulis SEMNAS MIPA UIN Walisongo (2017), Karya tulis Ilmiah Quran bidang Sains dan Teknologi (Kimia) UIN Sunan Ampel Surabaya (2018) hingga akhirnya ia berhasil menerima dana penelitian dari DIPA UIN Walisongo (2017).
Lelaki yang akrab disapa budiman tersebut menggemari bidang research, design dan coding. Selain itu ia juga aktif menulis. Berbagai karya tulisnya telah di muat di UNNES Science Education Journal (2018), LP2M UIN Walisongo dan saat ini sedang proses Publish di Journal of Education Chemistry (JEC).
Aktif di berbagai organisasi.
Tidak hanya unggul dalam ke akademikan, lelaki kelahiran 1997 ini juga aktif di berbagai organisasi diantaranya Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Saintek UIN Walisongo, komunitas Warung Sains dan Teknologi (Warstek), dan komunitas walisongo muda.
Menurut Budiman mengikuti berbagai organisasi tidak menghalanginya untuk unggul dalam bidang akademik, bahkan ia merasa melalui organisasilah kemampuan soft skillnya terasah.
“Saya merasa organisasi yang saya ikuti sangat berperan dalam pembentukan karakter dan cara nalar saya, selain itu saya merasa semua organisasi yang saya ikuti memberikan support kepada saya di bidang akademik,” tuturnya.
Budiman tidak pernah menyangka dapat meraih gelar wisudawan terbaik.
“Karena saya memang aktif di berbagai organisasi jadi saya tidak pernah menjadikan wisudawan terbaik sebagai orientasi target saya selama ini,” tutur budiman.
Budiman menegaskan bahwa kesibukannya dalam berorganisasi dan keakademikan dapat disiasati dengan managemen waktu yang teratur.
“Saya mensiasati semua kesibukan saya agar dapat terkendali dengan membuat catatan agenda dalam setiapa harinya, seperti kapan waktu buat organisasi dan kapan waktu untuk belajar. Tapi untuk waktu sendiri pembagiannya sebenarnya tidak seimbang karena waktu saya lebih banyak saya habiskan di organisasi jadi, sebisa mungkin saya memaksimalkan belajar saya ketika berada di kelas,” jelasnya.
Setelah menyelesaikan perkuliahannya mahasiswa Jurusan Kimia itu bercita-cita ingin berkontribusi dalam bidang pendidikan namun beberapa dosen merekomendasikan untuk melanjutkan S2 dulu di bidang kimia murni.
Budiman berpesan kepada para mahasiswa agar tidak menjadikan predikat wisudawan terbaik sebagai tujuan utama.
“Jangan pernah menjadikan predikat wisudawan terbaik universitas ataupun fakultas sebagai orientasi utama. Kita juga harus tetap aktif di organisasi baik ekstra maupun intra. Karena orang-orang besar di indonesia pun lahir dari organisasi,” katanya.
Di akhir perbincangannya dengan kru Amanat.id, budiman berpesan untuk para mahasiswa untuk selalu memuliakan guru.
“Saya mengutip pesan imam As-syafi’i jangan memusuhi guru karena ketidakberkahan ilmu itu salah satu penyebabnya adalah karena memusuhi guru, selain belajar dikelas imbangi juga dengan penelitian-penelitian lapangan, cobalah untuk aktif di dunia riset dan berbagai perlombaan diluar sana”, pungkasnya.
Reporter: Ayu Siti Marfuah
Editor: M. Syamsul Ma’arif